Sukses

Zee Zee Shahab Kena Hipotermia Saat Ikut Tokyo Marathon, Bagaimana Bisa?

Suhu udara Tokyo yang mencapai 6 derajat Celsius ditambah hujan dan angin membuat Zee Zee Shahab terkena hipotermia.

Liputan6.com, Jakarta Selebritas Zee Zee Shahab ikut serta dalam Tokyo Marathon yang digelar akhir pekan kemarin. Namun, suhu udara Tokyo yang mencapai 6 derajat Celsius ditambah hujan dan angin membuat ibu dua anak ini harus terhenti 12 kilometer sebelum garis finish karena hipotermia.

"Sampai di km 25, sudah mulai kerasa yang aneh di badan, keram di kaki tapi aku coba makan garam buat ilangin keramnya," tulis Zee Zee di akun Instagram pribadinya.

Ia pun sempat meminta perawatan medis, setelah merasa kondisinya agak membaik, Zee Zee Shahab kembali lari. Namun, langkahnya berhenti di kilometer 30.

"Di km 30 udh black out karena susah napas dan gak bisa gerakin badan sama sekali," tutur istri news anchor Prabu Revolusi ini.

Kasus hipotermia saat lari di musim dingin memang banyak terjadi. Seorang warga Chicago, Amerika Serikat, Bernard, juga pernah mengalami kondisi serupa saat lari ketika cuaca tengah dingin. Bagaimana bisa, tubuh yang seharusnya hangat saat berlari malah mengalami hipotermia?

Menurut pakar kesehatan olahraga Lewis Maharam, suhu udara yang dingin, kelembapan yang tinggi dan udara bisa meningkatkan risiko terkena hipotermia.

"Saat lari di suhu udara dingin, tubuh berusaha mempertahankan suhu inti. Hipotermia itu terjadi ketika tubuh kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan. Ketika suhu tubuh begitu rendah, itu bisa mengancam jiwa," tutur pria yang pernah bertugas sebagai Direktur Medis NYC Marathon seperti dilansir Daily News, Senin (4/3/2019).

Pada saat lari di cuaca dingin, kata Lewis, membuat keringat jadi lebih cepat mendinginkan tubuh.

2 dari 2 halaman

Gejala

Hipotermia didefinisikan ketika suhu tubuh intenal di bawah 35 derajat Celsius. Saat kondisi ini menyerang, biasanya gejalanya begitu perlahan. Kemampuan fisiknya berkurang secara bertahap.

Gejala hipotermia diantaranya:

- menggigil

- bicara tidak jelas

- napas tidak normal

- kulit dingin dan pucat

- kehilangan koordinasi

- lelah dan lesu.

Pada hipotermia moderat ditandai dengan kelelahan otot, koordinasi yang buruk, mati rasa, dan disorientasi.

"Perawatan yang tepat perlu dilakukan bila sudah terjadi gejala hipotermia ringan, bila tidak, kondisinya makin parah," kata Lewis.

Â