Sukses

Penyakit Menular Seksual, Gejala dan Cara Penanganannya yang Harus Diketahui

Beragam penyakit menular dapat menghampiri bahkan dapat menyebabkan kematian.

Liputan6.com, Jakarta Seks merupakan aktivitas menyehatkan secara fisik dan juga psikis bagi pasangan yang sudah menikah. Namun seks juga dapat membahayakan jika dilakukan secara sembarangan. Beragam penyakit menular dapat menghampiri bahkan dapat menyebabkan kematian.

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini menular melalui darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya. Penyakit yang biasa disebut penyakit kelamin ini biasa ditularkan saat berhubungan seksual.

Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual. Secara global, kasus penyakit menular seksual ini lebih sering terjadi pada kalangan muda atau usia remaja. Hal Ini terkait perilaku seks bebas yang semakin marak dilakukan oleh kalangan remaja.

Nah seperti apa penyakit menular seksual, apa penyebab dan bagaimana penanganannya? Berikut ulasan mengenai penyakit menular seksual yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (4/3/2019).

2 dari 6 halaman

Penyebab Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual disebabkan oleh infeksi yang ditularkan saat berhubungan seksual. Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat tertularkan melalui kontak seksual baik itu proses hubungan intim melalui alat kelamin, anal, atau oral. Infeksi dapat tertular dari wanita ke wanita atau dari pria ke pria.

Penularan juga bisa terjadi melalui hubungan ibu pada janin dalam kandungan atau setelah bayi dilahirkan. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara bergantian atau berulang pun akan meningkatkan risiko penularan. Namun, perilaku seks bebas adalah faktor pemicu utama penyakit menular seksual.

Infeksi ini disebabkan oleh patogen yang ditularkan saat beraktivitas seksual. Terdapat lebih dari 30 jenis patogen yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi dari penyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Berikut beberapa macam infeksi pemicu penyakit menular seksual yang sering ditemui :

· Infeksi bakteri: Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Treponema pallidum, Haemophilus ducreyi

· Infeksi virus: Human Immunodeficiency Virus (HIV), Herpes simplex virus, Human papilloma virus (HPV), hepatitis B

· Jamur: Candida albicans

· Parasit: Phthirus pubis, Sarcoptes scabiei

Diagnosis seseorang mengidap penyakit menular seksual diawali dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik oleh dokter dan ahli.

3 dari 6 halaman

Jenis dan Gejala Penyakit Menular Seksual

Dilihat dari jenis infeksinya, penyakit menular seksual terbagi dari berbagai macam jenis. Berikut beberapa jenis penyakit menular seksual yang sering ditemui :

Sifilis

Sifilis merupakan salah satu jenis infeksi penyakit menular seksual akibat kehadiran bakteri yang disebut Treponemapallidum. Sifilis dapat dideteksi dari adanya luka kecil tanpa rasa sakit di organ kelamin, anus atau bahkan di dalam rongga mulut.

Sifilis membuat penderitanya mengalami nyeri di alat kelamin, lalu tumbuh bisul, kemudian diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening serta demam. Jika tidak diobati dengan baik, maka sifilis bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Gonore

Penyakit gonore lebih banyak diidap para pria, terutama pria biseksual di kawasan negara berkembang. Penyakit ini disebabkan Neisseria gonorrhoeae. Tingkat kesadaran penggunaan kondom yang rendah memicu penyakit gonore. Penyakit gonore juga dapat menginfeksi rongga mulut.

Gonore membuat penderitanya mengalami rasa sakit saat buang air kecil, keluarnya cairan abnormal di alat kelamin, serta demam. Gonore yang tidak ditangani bisa memecah sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kematian.

Gonore memiliki gejala pada saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, keluar cairan atau nanah dari tubuh, dan anyang-anyangan. Pada wanita juga dapat menyebabkan keluhan berupa keluarnya cairan tubuh pada serviks.

HIV AIDS

HIV AIDS merupakan salah satu penyakit yang tersebar dalam bentuk virus dan hingga saat ini masih belum ditemukan cara untuk menyembuhkannya. HIV AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh jadi rentan terhadap semua jenis infeksi yang bisa berakhir dengan kematian.

Gejala awal yang dapat terjadi adalah gejala flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan ruam. Namun, seiring dengan memburuknya infeksi, penderita HIV akan mengalami berbagai gejala karena penurunan sistem imunitasnya.

Penurunan sistem imunitas tubuh akan menyebabkan penderita HIV rentan terkena infeksi, seperti infeksi paru (misalnya: Tuberkulosis) dan jamur. Penderita akan mengeluhkan adanya batuk lama, demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan adanya plak putih pada lidah pasien.

 

4 dari 6 halaman

Jenis dan Gejala Penyakit Menular Seksual

HPV

HPV atau Human papillioma virus membuat munculnya kutil di mulut dan alat kelamin. Penderitanya bisa mengalami demam, nyeri di pangkal paha, hingga kematian bila tidak diobati.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa pria memiliki risiko terkena HPV (human papilomavirus) lebih tinggi jika pasangan mereka memiliki infeksi HPV mulut atau pada kelamin. Penelitian mengungkap bahwa penularan HPV bisa terjadi melalui kontak mulut dengan mulut atau mulut dengan daerah genital pasangan.

Herpes

Herpes adalah penyakit kulit yang cukup umum ditemui. Penyakit ini ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung berisi cairan yang berkelompok di permukaan kulit. Herpes kadang juga disebut penyakit cacar oleh sebagian orang. Penyebab herpes kulit adalah virus herpes yaitu virus HSV.

Seperti penyakit menular seksual lainnya. Herpes juga disebabkan karena infeksi virus yang membuat daerah genital sakit lalu menurunkan sistem kekebalan tubuh dan bisa berujung pada kematian.

Candidosis

Penyakit yang satu ini akan memicu timbulnya beberapa gejala, seperti gatal pada daerah kelamin dan adanya keputihan seperti susu yang bergumpal.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi virus yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi ini umumnya tidak menimbulkan gejala, namun dapat menyebabkan peningkatan risiko sirosis hati dan kanker hati.

Chlamydia

Penyakit ini merupakan jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Gejala yang dapat dikeluhkan pada pria adalah gatal pada penis, keluar cairan keputihan, dan rasa gatal pada penis. Sedangkan pada wanita, gejala yang dikeluhkan berupa cairan vagina yang banyak, nyeri perut bawah, dan perdarahan.

5 dari 6 halaman

Gejala Klinis

Umumnya seseorang yang terkena penyakit menular seksual mengalami beberapa gejala klinis. Banyak yang tidak menyadari gejala-gejala ini.

Infeksi tanpa gejala ini seperti beberapa wanita yang terinfeksi chlamydia. Bila tidak diobati, chlamydia dapat mempengaruhi fertilitas wanita. Selain itu sebanyak 50% wanita dan 10% pria yang terinfeksi gonore tidak mengalami gejala yang signifikan. Namun sebaiknya lakukan pemeriksaan jika menemukan gejala-gejala berikut ini:

· Nyeri saat buang air kemih

· Gatal, rasa terbakar atau perasaan kesemutan pada alat kelamin

· Luka, bintik-bintik atau benjolan pada alat kelamin dan anus

· Serbuk hitam atau titik-titik putih pada celana dalam (dapat menandakan telur kutu)

Setiap gejala yang muncul berbeda-beda bagi wanita maupun pria. Berikut gejala penyakit menular seksual pada wanita:

· Keputihan bewarna kuning atau hijau

· Keputihan yang berbau

· Pendarahan diluar sikluas haid atau setelah berhubungan intim

· Nyeri saat berhubungan

· Nyeri perut bawah

Meski sebagian besar penyakit yang tertular sama, namun kondisi gejala penyakit menular berbeda pada pria. Berikut gejala klinis penyakit menular seskual pada pria :

· Keluarnya cairan dari penis

· Iritasi pada alat kelamin.

6 dari 6 halaman

Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan dari penyakit menular seksual tergantung dari jenis infeksi yang diderita. lokasi, dan tingkat keparahan penyakit. Pada infeksi gonore, pemberian antibiotik diperlukan untuk menyelesaikan infeksi.

Sementara itu, pada infeksi jamur seperti candida, pemberian obat jamur dapat dipertimbangkan. Pada candidosis yang terjadi di vagina, pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina bisa dilakukan.

Sedangkan untuk infeksi HIV, diperlukan terapi obat retroviral. Bentuk pengobatan ini terdiri dari kombinasi beberapa obat antivirus.

Sementara itu pencegahan penyakit menular seksual dapat dengan menghindari aktivitas yang beresiko terkena penularan. Misalnya, tidak melakukan seks bebas dan berganti-ganti pasangan. Selain itu, gunakanlah alat pengaman saat berhubungan seksual.