Liputan6.com, Jakarta Industri makan diminta berperan aktif mengurangi sampah plastik. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik dalam makanan yang mereka sediakan.
Associate Director of Communication McDonald's Indonesia, Sutji Lantyka mengatakan, bahwa restoran cepat saji ini sudah mulai menerapkan pengurangan sampah plastik. Apalagi, McDonald's adalah salah satu gerai makanan cepat saji terbesar di Indonesia.
Baca Juga
"Untuk yang makan di tempat, kami sudah tidak berikan lagi minuman dengan tutup plastik," kata Sutji pada Health Liputan6.com di Jakarta pada Selasa (5/3/2019).
Advertisement
Sutji mengatakan, selain itu mereka juga tidak lagi menyediakan sedotan plastik. Di beberapa gerai, McDonald's juga sudah tidak menggunakan kantung plastik.
"Saat ini kami sedang membuat kantung yang lebih ramah lingkungan," lanjut Sutji.
Secara global, restoran yang dikenal dengan burger dan ayamnya ini juga sudah melakukan banyak usaha untuk mengurangi plastik.Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Keputusan strategis perusahaan
Sutji mengatakan bahwa belum ada pembicaraan untuk penerapan kantung berbayar di gerai restoran asal Amerika Serikat ini. Hal ini karena persoalan itu bukan sekadar tentang menggantikan kantung plastik, namun juga harus dilihat dari sisi industri.
"Sebetulnya ini kan bukan sekadar mengganti kantung plastik menjadi kantung yang ramah lingkungan tapi juga implikasi ke belakang juga banyak. Ini kan juga keputusan strategis dari perusahaan," tambahnya.
Dalam rilisnya beberapa waktu lalu, Pimpinan Kampanye Plastik Global Greenpeace Graham Forbes mengatakan bahwa perusahaan dan pemerintah diminta untuk tidak mencari untung dengan penggunaan plastik. Namun, pihak-pihak tersebut harus melihat juga sisi kesehatan dari manusia.
"Jawabannya adalah perusahaan harus segera mengurangi produksi plastik sekali pakai dan mulai bergerak menuju sistem isi ulang dan penggunaan kembali. Sudah waktunya untuk menolak konsumsi berlebih dan korporasi yang terus menjual plastik sekali pakai kepada kami," kata Forbes.
Advertisement