Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Cuti Bercinta Demi Kembali Perawan, Mitos atau Fakta?

Apakah mungkin selaput dara menutup kembali hanya dengan cuti bercinta?

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang mengatakan jika ingin selaput dara kembali menutup maka sebaiknya jangan berhubungan seks dalam waktu yang lama. Ini sangat lucu dan sulit untuk dimengerti. Apakah mungkin selaput dara menutup kembali hanya dengan cuti bercinta?

Ada banyak sekali kisah tentang apa yang terjadi pada tubuh wanita ketika dia berhenti berhubungan seks setelah aktif secara seksual untuk sementara waktu. Untuk mendapatkan fakta yang benar tentang apa yang terjadi pada tubuh wanita saat tak bercinta pada waktu yang lama, Anda perlu membaca tullisan yang dilansir The Healt site.com ini.

"Seks, bisa dikatakan seperti narkoba bagi tubuh Anda," kata Dr Kumawat. Hormon yang dilepaskan selama hubungan seksual membuat Anda bahagia dan memperkuat ikatan dengan pasangan. Jadi, ketika Anda berhenti berhubungan seks, tubuh dan pikiran Anda bereaksi terhadap penghentian tiba-tiba. Di sini, kita mematahkan mitos paling umum tentang pantangan berhubungan seksual bagi wanita.

Mitos: Seorang wanita mengembangkan selaput dara baru setelah dia berhenti berhubungan seks

Fakta: Ini adalah ketidakmungkinan biologis. Selaput dara adalah selaput tipis yang mengelilingi pembukaan vagina, yang hadir sejak kelahiran wanita. Biasanya terkoyak ketika hubungan seksual pertamanya. Namun, tampon dan aktivitas olahraga intensitas tinggi juga bisa menjadi penyebab di balik hilangnya selaput dara Anda. Membran ini dapat dikembalikan melalui operasi plastik. Bukan lewat cuti bercinta. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

 

2 dari 3 halaman

Cuti seks bikin vagina tak elastis

Mitos: Istirahat berkepanjangan dari seks merampas elastisitas vagina selamanya

Fakta: Tidak melakukan hubungan seks untuk sementara waktu dapat membuat vagina Anda sedikit kencang. Tetapi vagina akan mendapatkan kembali elastisitas aslinya jika Anda belum mencapai menopause.

Hormon estrogen dikeluarkan cukup banyak ketika seorang wanita aktif secara seksual, memberikan elastisitas dan pelumasan pada vaginanya. Istirahat berkepanjangan dari seks menghabiskan kadar hormon ini yang menyebabkan kekeringan sementara dan elastisitas rendah pada vagina seorang wanita premenopause.

Namun, jika Anda telah mencapai menopause, kemungkinan kehilangan elastisitas vagina meningkat secara permanen, karena tubuh Anda memproduksi estrogen yang tidak mencukupi.

3 dari 3 halaman

Cuti seks bikin libido turun

Mitos: Cuti seks membuat libido menurun

Fakta: Beristirahat seks tidak mungkin berdampak buruk pada libido Anda. Anda akan merasakan dorongan seperti sebelumnya ketika Anda bercinta lagi. Namun, Anda mungkin merasa sedikit tidak nyaman dalam hal elastisitas vagina saat berhubungan seks setelah lama. Tapi ini hanya sementara.

Mitos: Anda tidak akan basah lagi

Fakta: Vagina mengering untuk selamanya hanyalah mitos belaka. Kenyataannya, itu tidak akan terjadi. Anda dapat mengharapkan gairah dan pelumasan normal ketika Anda menjadi aktif kembali secara seksual. Namun, wanita menopause mungkin sulit mendapatkan keduanya, karena kurangnya hormon estrogen.