Liputan6.com, Jakarta Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasbullah Thabrany, mengatakan defisit yang terjadi pada BPJS Kesehatan tidak akan menjadi masalah yang besar.
Hasbullah optimis pemerintah dapat mengatasi defisit dengan cara menambal dari sumber-sumber dana yang lain.
Baca Juga
"Defisit BPJS Kesehatan tidak bermasalah besar karena sumber-sumber dana cukup banyak untuk menutup ke depan," kata dia saat ditemui usai diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
Advertisement
Salah satu sumber dana, kata Hasbullah, adalah cukai dari rokok. "Dana cukai rokok dan masih ada sumber-sumber lain yang bisa dimobilisir. Kita juga meningkatkan tax ratio."
Selain itu, peningkatan besaran iuran juga dimungkinkan mengingat taraf ekonomi masyarakat saat ini sudah mengalami peningkatan.
"Iuran juga potensinya masih besar. Banyak orang mampu mengiur sebetulnya karena ekonomi kita naik 5 persen setahun, tentu kemampuan (membayar iuran) bisa naik juga dong,"Â kata pria berkaca mata ini.Â
Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat bisa dilihat dari meningkatnya jumlah kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. Sampai-sampai membuat banyak titik selalu macet. "Artinya daya beli masyarakat ada, di luar dari kebutuhan pokok," dia menambahkan.
Â
Kubu Prabowo: Evaluasi menyeluruh
Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hermawan Saputra, menyebutkan akan melakukan evaluasi menyeluruh pada BPJS Kesehatan.
"Kita akan evaluasi secara menyeluruh karena faktanya kalau bicara kesehatan, outcome kita dari tahun ke tahun itu tidak beranjak, masalah penyakit tetap tinggi, anggaran keluar terus, tapi kita tidak beranjak ke mana-mana," ujarnya .
Hermawan menilai kondisi tersebut terjadi karena adanya kesalahan pola pikir serta manajemen pengelolaan.
"Maka kita Prabowo-Sandi akan evaluasi menyeluruh di sini dan tentu kita akan memulai dari hulu persoalan. Hulu persoalan kesehatan adalah memanusiakan manusia," tegasnya.
"Secara filosofis, ini (BPJS) cukup bagus, negara sudah memperhatikan, tapi secara pengelolaan yang bermasalah. Ini yang akan direview," tambahnya.
Dia mengungkapkan, defisit dapat diatasi jika kebocoran anggaran dapat ditutup. Dia mencontohkan, saat ini yang seharusnya dapat ditangani oleh puskesmas tapi dibawa ke rumah sakit sehingga tagihan menjadi membengkak.
Maka ada dua hal utama yang harus dikakukan, pertama pendekatan sistem pelayananya, serta pendekatan untuk menutup kebocoran dan defisit anggaran.
"Kita buktikan (presiden) yang baru bisa. Akan ada penghitungan baru terhadap premi, nanti kita coba kalkulasi ilmu ekonometrik dan sebagainya bahwa premi yang layak dan bersahabat untuk masyarakat dan tenaga kesehatan. Kita akan evaluasi menyeluruh," tutupnya.
Â
Â
Penulis:Â Yayu Agustini Rahayu/Merdeka.com
Advertisement