Liputan6.com, Jakarta Rematik merupakan penyakit yang menimbulkan rasa sakit pada otot atau persendian. Penyakit rematik ini biasanya ditandai dengan adanya peradangan pada sendi, namun kadang-kadang juga terjadi pada ligamen, tulang, dan otot.Â
Baca Juga
Bagian tubuh yang paling sering mengalami peradangan ini adalah tangan, pergelangan tangan, kaki, dan lutut. Walaupun demikian, penyakit ini bisa saja menyerang area lain seperti paru-paru, pembuluh darah, dan kulit meskipun kasusnya sangat jarang terjadi.
Advertisement
Penyakit rematik jangan disepelekan. Karena dengan berjalannya waktu, rematik dapat menyebabkan terjadinya erosi tulang, menghancurkan jaringan persendian, dan menimbulkan kerusakan total pada sendi. Akhirnya, kondisi ini turut mengenai berbagai organ tubuh lainnya seperti otot, ligamen, dan tendon.
Saat terkena rematik, akan membuat kamu kesulitan menggunakan tangan dan kaki. Akibatnya aktivitas kamu seperti berjalan, menulis, atau hal-hal lainnya yang melibatkan tangan dan kaki menjadi terhambat. Pada akhirnya hal ini akan memicu terjadinya penurunan pada kualitas hidup kamu.
Rematik Menyerang Orang Dewasa
Ya, penyakit ini lebih sering menyerang orang dewasa. Usia yang biasa terjangkit penyakit ini antara 40 hingga 60 tahun. Jarang sekali kasus rematik terjadi pada anak-anak. Selain itu, pada wanita memiliki risiko dua kali lipat menderita rematik, dibandingakan dengan pria.
Pada penderita rematik, tak hanya menimbulkan kekakuan pada sendi, namun juga menimbulkan rasa sakit, kemerahan, dan bengkak.
Berikut Liputan6.com, Minggu (10/3/2019) telah rangkum beberapa hal terkait penyakit rematik.
Advertisement
Penyebab Rematik
Rematik disebabkan karena sistem imunitas tubuh yang menyerang sendi. Pada sendi yang terserang akan mengalami peradangan yang akan merusak sendi dan tulang. Ligamen dan otot pun dapat juga mengalami kelemahan yang nantinya dapat mengubah bentuk sendi.
Berikut beberapa faktor penyebab munculnya rematik:
1. Hormon
Para ahli menyimpulkan, kadar hormone perempuan turut meningkatkan risiko rematik. Beberapa wanita mengalami gejala rematik yang meningkat tajam saat sedang hamil dan bisa bertambah parah setelah melahirkan.
Selain itu, kondisi lain yang memicu naiknya kadar hormone pada wanita seperti menyusui atau menggunakan alat kontrol kehamilan hormonal, juga bisa memperbesar kemungkinan rematik.
2.Rokok
Asap pada rokok bisa memengaruhi tingkat keparahan rematik serta efektif atau tidaknya perawatan yang dijalani. Hasil studi dari Arthritis Research and Therapy menemukan, sedikit saja paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko rematik.
Hasil studi ini juga menunjukkan kalau merokok setiap hari bisa membuat perempuan berisiko dua kali lebih besar terkena rematik.
3. Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab rematik. Ya, dikarenakan lemak dalam tubuh menghasilkan protein sitokin yang berpotensi memicu radang. Semakin berat tubuh seseorang, rematik yang diidapnya bisa semakin parah. Namun obesitas bukanlah faktor tunggal yang bisa menyebabkan seseorang menderita rematik.
4. Osteoartritis
Osteoartritis merupakan penyakit persendian yang menimbulkan rasa sakit dan terbatasnya pergerakan sendi. Seiring waktu, hal ini bisa menyebabkan keruskan tulang rawan.
Penyakit ini biasanya menyerang berbagai macam persendian seperti jari, leher, kaki, pinggang, lutut, dan pinggul. Penuaan atau bertambahnya usia merupakan faktor umum terjadinya osteoartritis.
Gejala Rematik
Beberapa gejala rematik ini perlu kamu ketahui.- Nyeri sendi.
- Pembengkakan sendi.
- Nyeri sendi bila disentuh atau ditekan.
- Tangan kemerahan.
- Lemas.
- Kekakuan pada pagi hari yang bertahan sekitar 30 menit.
- Demam.
- Berat badan turun.
Penyakit rematik dapat menimbulkan masalah di beberapa sendi dalam waktu yang sama. Pada tahap awal, rematik biasanya mengenai sendi-sendi kecil seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, tangan, dan kaki.
Pada perjalanan penyakitnya, selanjutnya akan mengenai sendi bahu, siku, lutut, panggul, rahang, dan leher.
Advertisement
Cara Mencegah Rematik Agar Tidak Kambuh
Rematik dapat menurunkan kualitas hidup bagi yang mengalaminya, Namun ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan kemungkinan penyakit tersebut kambuh. Untuk mencegah kekambuhan atau mengurangi sakit, penting bagi penderitanya untuk melakukan pola hidup yang sehat.
Berikut ada empat cara untuk menurunkan kemungkinan rematik kambuh:
1. Olahraga Rutin
Melakukan olahraga yang tepat, akan membuat rasa sakit akibat rematik berangsur-angsur hilang. Selain itu, sendi-sendi tubuh akan menjadi fleksibel.
Fokuskan latihan pada sendi-sendi tubuh, namun jangan terlalu berat karena akan menimbulkan cedera dan memperparah kondisi.
2. Menjaga Nutrisi
Untuk meningkatkan kekuatan dan kesehatan sendi, perbanyak jumlah buah-buahan dan sayuran dalam menu makan kamu. Kurangi mengonsumsi daging.
Singkirkan kemak jenuh dengan lemak yang lebih sehat. Hal ini bisa kamu dapatkan pada minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan.
Tak hanya itu, dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 juga terbukti mengurangi peradangan, di antaranya seperti salmon, sarden, biji-bijian, dan bawang putih.
3. Mengurangi Stres
Penelitian menunjukkan pentingnya sikap psikologis dalam meredakan sakit akibat radang sendi. Jika menderita radang sendi, kamu harus bisa belajar memahaminya.
Jangan memaksakan diri mengerjakan semua hal saat kamu tidak merasakan sakit. Hal ini akan membuat kamu kelelahan dan kesakitan di hari berikutnya. Lakukan sedikit demi sedikit setiap hari, baik saat mengalami sakit ataupun tidak.
4. Jangan Memposisikan Sendi dalam Satu Posisi Terlalu Lama
Hindari melakukan gerakan yang membuat persendian tertekan semakin kuat. Kalau kamu melakukan hal ini, maka persendian akan mudah bengkak dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Biasakan diri untuk menggerakkan sendi secara konstan, jangan membiarkan sendi pada posisi yang sama terlalu lama.