Liputan6.com, Jakarta Jika kamu terserang flu hingga 6 hari disertai pembesaran kelenjar getah bening. Segera periksakan diri ke dokter, karena mungkin saja itu pertanda kamu terkena penyakit pes.
Pes merupakan salah satu jenis infeksi bakteri yang disebabkan oleh organisme Yersinia pestis. Organisme ini dapat ditularkan ke manusia yang digigit oleh kutu yang telah sebelumnya hinggap pada binatang. Hewan pengerat yang sering terjangkit pes ialah tikus, tetapi ada beberapa hewan lainnya yang bisa membawa penyakit ini seperti tupai, kelinci, kucing dan bajing.
Advertisement
Baca Juga
Di Indonesia sendiri wabah pes pernah ada sekitar tahun 1910-an. Saat itu sosok dokter Tjipto Mangoenkoesoemo mampu menyelamatkan rakyat dari wabah pes yang melanda Kepanjen, Malang, Jawa Timur. Pes ini mulanya ditularkan dari gigitan kutu tikus dan menyebar. Penyebaran wabah pes diduga karena adanya jalan kereta api Surabaya-Malang.
Penyakit ini juga pernah masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia pada tahun 2007 silam dengan 82 kasus dan tingkat kematian sekitar 80%, beberapa daerah di Indonesia yang memerlukan pengamatan instensif Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta), Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), dan Ciwidey (Jawa Barat).
Biasanya pes terjadi pada daerah yang padat penduduk dan lingkungan kesehatan yang buruk. Meskipun begitu, tidak ada salahnya untuk mengetahui tentang penyakit pes. Kamu juga bisa mengedukasi kepada kerabat atau lingkungan sekitarmu tentang penyakit pes, penyebab, gejala dan pencegahannya.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penyakit pes, penyebab, gejala dan pencegahan yang bisa kamu ketahui, Jumat (15/3/2019).
Penyebab Penyakit Pes
Pes atau sampar (plague) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Meskipun bakteri tersebut terdapat pada hewan, tetapi penyakit juga bisa menular ke manusia. Salah satu cara penularannya dengan gigitan kutu tikus atau kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi pes.
Perantara wabah pes yang paling sering ialah kutu yang ada pada tikus. Tetapi tidak menutup kemungkinan hewan seperti anjing, tupai, marmut, kucing, kelinci dan bajing bisa terjangkit penyakit pes. Bakteri tersebut juga dapat masuk ke dalam tubuh bila seseorang mengalami luka yang terbuka pada kulit yang terpapar pada darah binatang yang terinfeksi.
Advertisement
Jenis dan Gejala Pes
Pes dapat dibagi menjadi tiga jenis utama, yakni bubonik, septisemik, dan pneumonik, bergantung dari bagian tubuh yang terlibat. Tanda dan gejala yang timbul bergantung dari jenis pes yang terjadi.
1. Bubonic plague
Jenis penyakit pes pertama ialah pes tipe Bubonic plague atau yang lebih sering dikenal dengan bubonik. Pes jenis bubonic merupakan pes yang sering terjangkit oleh penderita pes. Umumnya menunjukkan gejala sekitar satu minggu setelah tergigit oleh kutu yang terinfeksi.
Tanda dan gejala lain yang dapat timbul pada pes tipe bubonik adalah:
- Timbul demam dan menggigil yang tiba-tiba
- Nyeri kepala
- Rasa lelah
- Nyeri otot
- Kelenjar getah bening yang bengkak
Biasanya letaknya di selangkangan ketiak, atau leher, berukuran sebesar telur ayam, dan nyeri atau hangat pada sentuhan.
2. Pneumonic plague
Jenis penyakit pes kedua ialah pes tipe Pneumonic plague. Pes tipe pneumonik menjangkit paru-paru. Meskipun pes pneumonik adalah pes yang paling jarang terjadi, tetapi pes jenis ini adalah pes yang paling berbahaya.
Pasalnya, pes ini dapat menyebar dari individu ke individu melalui saluran pernapasan. Pes tipe pneumonik dapat menyebabkan gagal napas dalam beberapa hari setelah terinfeksi. Bila penanganan tidak segera diberikan pada saat gejala dapat mengancanm kesalamatan jiwa.
Tanda dan gejala dapat timbul pada pes pneumonik adalah sebagai berikut:
- Batuk, dengan dahak yang disertai darah
- Kesulitan bernapas
- Mual dan muntah
- Demam tinggi
- Nyeri kepala
- Rasa lemah
3. Septicemia plague
Jenis penyakit pes yang ketiga ialah Septicemia plague. Bakteri Yersinia pestis umumnya terdapat pada aliran darah pada individu yang mengalami pes tipe septisemik. Berikut gejala yang terjadi pada pes septisemik:
- Demam
- Menggigil
- Diare
- Muntah
- Sakit perut
- Kadang disertai perdarahan melalui hidung, mulut dan anus
- Adanya bercak hitam
Â
Cara Pencegahan Penyakit Pes
Melihat bahanya penyakit pes, maka sebaiknya segera lakukan pencegahan agar tidak terjangkit penyakit akibat bakteri Yersinia pestis. Berikut pencegahan penyakit pes yang bisa kamu lakukan.
1. Jaga kebersihan lingkungan
Singkirkan benda-benda yang dapat menjadi area pemukiman bagi binatang pengerat,khususnya tikus seperti tumpukan batu, jerami, kayu, atau sampah. Pastikan lantai atau barang-barang di rumah tidak terkontaminasi oleh tikus.
2. Jaga kebersihan hewan peliharaan
Pastikan hewan peliharaan bebas dari kutu. Konsultasikan dengan dokter hewan mengenai produk anti-kutu yang paling efektif untuk hewan peliharaan kamu. Karena hewan peliharaan sangat mungkin menjadi perantara penyakit pes.
3. Mencuci tangan secara teratur
Cara mencegah yang efektif ialah dengan mencuci tangan secara teratur. Lakukan ketika sebelum dan sesudah memasak atau menyajikan makanan, setelah ke toilet, dan setelah bersentuhan dengan hewan. Cara ini akan membuat kamu terhindar dari beragam penyakit, termasuk penyakit pes.
Â
Advertisement