Liputan6.com, Jakarta Beberapa wanita yang mengalami siklus haid panjang pasti khawatir. Meski darah yang keluar tidak sebanyak hari pertama sampai ketiga, tapi bercak darah berwarna kecokelatan sering kali membuat para wanita kebingungan, pertanda apa ya?
Jika kamu mengalami hal tersebut, kamu memang patut waspada bisa saja menjadi gejala awal terkena penyakit ITP atau Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Penyakit ITP adalah kondisi yang ditandai dengan menurunnya jumlah trombosit darah (trombositopenia) dalam tubuh, sehingga menimbulkan kecenderungan perdarahan.
Baca Juga
Mungkin penyakit ini jarang terdengar, tetapi jika tidak ditangani lebih lanjut penderita penyakit ini menjadi kronis atau berkelanjutan. Oleh karena itu, penting untuk kamu megetahui tentang penyakit ITP.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penyakit ITP, Rabu (20/3/2019).
Â
Penyakit ITP
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura ) adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang keping darah (platelet) sehingga jumlah sel darah merah (trombosit) berkurang. ITP ialah kelainan pada sel pembekuan darah yakni trombosit yang jumlahnya menurun sehingga menimbulkan perdarahan.
Perdarahan yang terjadi umumnya pada kulit berupa bintik merah hingga ruam kebiruan. Trombosit normalnya berada pada kisaran 150.000 -450.000/mm3. Tapi pada penderita ITP jumlah trombositnya hanya 20.000- 25.000/mm3.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Anak berusia 2–5 cukup rentan terhadap penyakit ITP. Sampai saat ini penyebab utama dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun biasanya terjadi pasca infeksi virus.
Â
Advertisement
Gejala Penyakit ITP
Biasanya penyakit ITP tidak menimbulkan gejala sama sekali, khususnya pada anak-anak. Saat anak-anak menderita penyakit ITP, sistem kekebalan tubuhnya secara keliru menghasilkan antibodi terhadap trombosit setelah infeksi virus atau kuman lain.
Oleh karena itu, perlu dicermati lebih detail. Beberapa tanda terjadinya Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) antara lain adalah:
- Menstruasi yang tidak berhenti.
- Terdapat darah di urine
- Terdapat saat buang air besar
- Pendarahan yang sulit berhenti pada luka kecil.
- Terdapat perdarahan pada gusi
- Terjadinya perdarahan di bawah kulihat sehingga muncul bintik-bintik merah keunguan yang terjadi pada kaki
- Merasa sangat kelelehan memar (ekimosis), perdarahan purpura atau ptechiae
- Perdarahan gusi
- Tanda perdarahan intrakranial, yaitu perdarahan akibat peningkatan tekanan tak normal pada otak, sakit kepala, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran, dan sebagainya.
Jenis Penyakit ITP
Jenis penyakit ITP dibedakan menjadi dua jenis yaitu ITP akut dan ITP kronik. Berikut penjelasannya.
- ITP Akut
Jenis penyakit ITP akut adalah dialami kurang dari 6 bulan. ITP akut lebih sering terjadi pada anak usia 2-6 tahun. Biasanya seringkali terjadi setelah infeksi virus akut seperti Rubeola, Rubella, Varicella zoozter, Epstein Barr virus. Selain itu juga bisa terjadi akibat penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh virus.
- ITP Kronik
Jenis penyakit ITP kronik ini sering dijumpai pada wanita berumur 15-50 tahun. Periode perdarahan dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, bahkan terus menerus. Bila penderita ITP diperiksa secara fisik, maka biasanya keadaan umumnya baik, tidak didapatkan demam, dan tidak ada pembesaran limpa maupun hati. Namun, terdapat imun yang lemah.
- Pengobatan ITP
Tanpa pengobatan khusus, kebanyakan pasien ITP jumlah trombositnya akan kembali normal dalam waktu 4–6 minggu. Namun tetap perlu terus diawasi dan melakukan pemeriksaan jumlah trombosit secara rutin.
Jika gejala yang dirasakan cukup mengganggu dan kadar trombosit cukup rendah, dokter akan menyarankan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan bisa melibatkan obat-obatan maupun operasi jika diperlukan. Tujuan pengobatan ITP sendiri adalah untuk memastikan jumlah trombosit yang aman dan mencegah perdarahan.
Tetapi sebagai langkah penanganan penyakit ITP, beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan pada kasus ITP adalah:
- Pemberian kortikosteroid.
- Pemberian immunoglobulin.
- Pemberian beberapa jenis kemoterapi.
- Melakukan transfusi trombosit.
- Metode splenektomi atau pembedahan limpa. Hal ini bisa dipertimbangkan jika kadar trombosit tidak mencapai level aman (sekitar 30.000/µL) dengan terapi obat-obatan selama 6 bulan.
- Metode trombopoetin reseptor agonist, biasanya dipakai pada orang dewasa yang tidak merespon terhadap pengobatan konvensional dan pembedahan.
Advertisement
Immune Thrombocytopenic Purpura
Immune Thrombocytopenic Purpura adalah suatu kelainan darah yang penyebabnya berkaitan erat dengan sistim imun atau kekebalan tubuh manusia. Orang-orang yang menderita Idiopathic Thrombocytopenic Purpura akan mengalami malfungsi pada sistem kekebalan tubuhnya sehingga mulai menyerang trombosit seolah-olah mereka adalah benda asing.
Seseorang yang terkena penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura tentu juga terkena penyakit ini. Gejala dan penyakit ini serupa dengan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura seperti kulit sering terlihat kebiru-biruan, gusi sering berdarah atau sering mimisan.
Penyebab pastinya sampai saat ini masih belum diketahui, karena pada masing-masing orang pun memiliki tingkat imun yang berbeda-beda. Ada yang berat, ada yang ringan, ada yang respons dengan obat, ada pula yang tidak respon dengan obat.
Â