Sukses

Penyebab Penyakit Kista, Gejala dan Penanganannya yang Wajib Diketahui Pria dan Wanita

Penyakit kista dapat menyerang siapapun tanpa pandang jenis kelamin atau usia.

Liputan6.com, Jakarta Kista merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak dialami orang. Kista ditandai dengan kondisi dimana munculnya benjolan berbentuk kantung yang terisi cairan yang dapat muncul pada bagian tubuh manapun. Ukuran kista beragam, ada yang kecil dan hanya bisa dilihat melalui mikroskop, ada juga yang berukuran sangat besar.

Penyakit kista dapat menyerang siapapun tanpa pandang gender atau usia. Kista pada wanita biasa muncul pada ovarium, kulit, payudara, dan organ lain. Sementara pada pria dapat mengalami kista ginjal, kista hati, kista saluran kemih dan masih banyak lagi.

Kista dikategorikan sebagai tumor jinak yang tidak berbahaya. Namun, adanya kista pada tubuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan bahkan rasa sakit. Selain itu kista juga dapat berpotensi berubah menjadi sebuah tumor ganas. Dengan demikian diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai penyakit kista.

Nah, seperti apa sebenarnya penyakit kista yang dapat menyerang seseorang? Berikut ulasan mengenai penyebab penyakit kista dan penanganannya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu(20/3/2019).

2 dari 5 halaman

Penyebab Penyakit Kista

Kista adalah suatu benjolan yang berisi cairan kental. Dalam istilah medis, adanya benjolan biasa disebut dengan tumor. Saat diraba, benjolan ini akan terasa seperti balon terisi cairan. Kista dapat tumbuh di bagian tubuh mana saja. Penyebab penyakit kista juga sudah dapat dijelaskan dalam kacamata medis.

Penyebab penyakit kista yang utama adalah adanya kondisi penyumbatan yang mengakibatkan penumpukan cairan atau udara. Penyumbatan ini bisa diakibatkan faktor genetika, infeksi dan penyebab lainnya.

Ada beberapa faktor penyebab penyakit kista yang dapat memperparah kondisinya. Dengan mengetahui faktor penyebab penyakit kista, Anda dapat mendeteksi kista sedini mungkin. Faktor penyebab penyakit kista tersebut antara lain adalah :

- Kondisi genetik

· Tumor

· Infeksi

· Kelainan pada perkembangan embrio

· Cacat pada sel

· Kondisi inflamasi kronis

· Penyumbatan pada saluran pada tubuh

· Parasit

· Cedera

Faktor lain yang juga dapat meningkatkan resiko penyakit kista diantaranya adalah usia, kemoterapi dengan tamoxifen, sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, dan penggunaan obat penyubur kandungan.

3 dari 5 halaman

Pembagian Jenis Penyakit Kista

Karena tergolong tumor, kista dapat ditemukan di berbagai organ tubuh seperti ginjal, pankreas, hati, rahim dan kulit. Lokasi kista paling sering di kulit dan pada wanita berada di dalam indung telur atau ovarium. Kista di dalam rahim tidak memengaruhi kesuburan penderitanya.

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibagi menjadi dua, yaitu:

Kista non–neoplastik

Kista ini bersifat jinak dan tidak memerlukan perawatan karena akan hilang sendiri dalam tiga bulan. Namun, ada beberapa tumor jinak yang memerlukan tindakan aspirasi jarum. Tindakan ini merupakan pemeriksaan menggunakan jarum untuk mengambil sampel sel agar mengetahui lebih lanjut tumor tersebut.

Kista neoplastik

Kista neoplastik juga termasuk dalam tumor jinak. Tumor jinak ini terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Untuk penanganannya dapat dilakukan tindakan pembedahan. Tumor jinak neoplastik ini mudah diangkat dan tidak membahayakan penderitanya.

4 dari 5 halaman

Gejala Penyakit Kista

Kebanyakan penyakit kista tidak menimbulkan gejala yang begitu signifikan. bahkan terkadang penderita kista tak merasakan sakit apapun jika ukurannya kecil. Namun, jika ukuran kista mulai membesar dan mulai menekan organ lain atau membatasi aliran cairan pada organ lain, maka gejala-gejala tertentu dapat dirasakan penderitanya.

Penderita akan sadar jika muncul benjolan di atas kulit. Pada beberapa kista dapat muncul gejala yang berhubungan dengan organ-organ di tempat kista tersebut tumbuh contohnya ginjal dan hati.

Gejala kista yang timbul pada penderitanya tergantung pada lokasi di mana kista tersebut tumbuh.Kista yang berada di hati dan ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala. Sedangkan, kista di dalam payudara akan mudah diketahui jika ukurannya besar, terutama saat melakukan pengecekan di bagian payudara.

Namun, kista yang terdapat pada ovarium akan menimbulkan gejala seperti siklus haid tidak teratur, nyeri di daerah panggul serta sering merasakan nyeri saat buang air kecil jika ukuran kista semakin membesar.

5 dari 5 halaman

Penanganan Penyakit Kista

Jika memang benjolan berada di tubuh penderita dapat diraba, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dokter yakin yakin benjolan tersebut berisi carian, dokter akan memutuskan untuk melakukan tindakan pengambilan cairan yang ada dalam benjolan tersebut. Proses ini dinamakan Fine-Needle Aspiration.

Bila cairan tidak mengandung darah dan kista menghilang setelah cairan diambil, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Namun, jika setelah dilakukan tindakan cairan yang mengandung darah atau benjolan tidak menghilang, maka dokter akan mengirim contoh cairan tersebut ke laboratorium dan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG.

Ketika hasil pemeriksaan terbukti tidak terdapat cairan di dalam benjolan, maka dokter akan menyarankan untuk segera dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti rontgen atau USG untuk menentukan kesimpulan kondisi yang sesungguhnya.