Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir pekan, tidak sedikit orang yang merencanakan melakukan wisata bersama-sama. Mulai dari wisata alam, kuliner, maupun permainan.
Nah, buat Anda yang ingin menjajal hal tak biasa, bisa mencoba datang ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga
Sebab, saat ini rumah sakit mata nasional tersebut punya program wisata edukasi mata yang bertujuan memberikan pendidikan kepada pengunjung, atau pelajar yang datang setiap akhir pekannya.
Advertisement
Menurut Ketua Komite Medis Rumah Sakit Mata Cicendo, Iwan Sovani, program wisata ini meliputi berbagai hal. Mulai dari tes kesehatan mata sampai pemutaran film dokumenter mata.
"Check up mata ringan. Jadi nanti anak-anak itu di cek matanya. Kemudian kita nonton bareng tentang mata itu apa, fokus itu apa, minus itu apa, dalam bentuk film," kata Iwan di Bandung pada Jumat, 22 Maret 2019.
Iwan, mengatakan, selain tes kesehatan dan pemutaran film terkait mata, terdapat pula simulasi permainan untuk mengukur ketajaman penglihatan.
Dalam wisata edukasi mata ini, diperkenalkan juga sejarah berdirinya rumah sakit mata rujukan nasional Cicendo kepada para pengunjung.
Â
Ada pemutaran film
Â
Para pengunjung juga dapat melihat seratusan alat pemeriksaan mata dari 1950 sampai dengan 2000-an disimpan di Museum Mata Rumah Sakit Cicendo. Koleksi alat medis pemeriksaan mata tersebut, merupakan piranti yang digunakan rumah sakit mata rujukan nasional tersebut, sejak didirikan pertama kalinya.
"Tujuan didirikannya museum tersebut guna mendokumentasikan perkembangan teknologi alat pemeriksaan mata khususnya di Kota Bandung, pada umumnya di Indonesia," kata Iwan.
"Jadi mulai dari alat - alat untuk periksa kaca mata, alat periksa mata dan alat - alat foto mata semuanya ada disitu. Kita kumpulkan dari para dokter senior. Ada juga dari luar kota, seperti Jakarta dan Yogyakarta,"Iwan menambahkan.
Proses pengumpulan koleksi alat pemeriksaan mata ini mulai dilakukan, tepatnya pada 100 tahun berdirinya Rumah Sakit Mata Cicendo pada beberapa waktu yang lalu.
Iwan mengaku sempat kesulitan dalam proses pengumpulan koleksi alat pemeriksaan mata ini, karena sebagian besar piranti ini dimiliki oleh kolektor benda antik. Sehingga barang yang diperlukan sebagai koleksi, harus diperoleh dengan susah payah.
Rumah Sakit Mata Cicendo menyatakan, meski program wisata edumata ini telah berlangsung lama, namun pada kenyataannya kurang diminati oleh masyarakat. Hal itu terlihat, dengan pelaksanaan program wisata edumata ini dilakukan, jika pesertanya telah terpenuhi sebanyak 20 orang.A
Advertisement