Liputan6.com, Jakarta Otot yang tadinya kekar dan besar ternyata bisa berubah mengecil atau mengempis. Kondisi ini terjadi saat seseorang kurang berolahraga, sehingga massa otot pun berkurang.
Baca Juga
Advertisement
Ahli nutrisi olahraga Mury Kuswari mengungkapkan, penyebab otot mengecil.
"Terbentuknya otot ditandai dengan jaringan otot yang semakin besar. Tapi ketika enggak berolahraga, komposisi otot berkurang. Ini karena (otot) enggak dilatih. Jadi, otot akan mengempis atau mengecil," ungkap Mury kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Tokopedia Tower, Jakarta, ditulis Kamis, 28 Maret 2019.
Massa otot yang berkurang akan berujung pada penurunan jumlah kalori yang keluar dari tubuh. Akibatnya, lemak akan mudah terbentuk.
"Kesempatan (massa otot berkurang) ini buat lemak terbentuk. Jadi, kalau otot mengempis ya itu jadinya bakal (terbentuk) lemak nanti," ujar Mury.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Kerusakan otot
Jaringan otot yang memburuk terlihat dalam ukuran dan kekuatan karena kurang olahraga, menurut profesor dari Seton Hill University’s School of Health and Medical Sciences, Vicci Hill-Lombardi.
Hal tersebut merupakan kondisi kerusakan otot yang dikenal sebagai atrofi otot. Beberapa atrofi otot disebabkan penyakit; Namun, secara umum, atrofi dikarenakan kurangnya latihan otot di kalangan masyarakat.
"Olahraga yang berkurang, pekerjaan menetap, dan cedera yang mengarah pada gips atau sling semuanya berkontribusi terhadap kerusakan otot," kata Vicci, dikutip dari Livestrong.
Selain kurang olahraga, otot mengecil dipengaruhi jugAla oleh tingkat metabolisme basal (BMR)---jumlah kalori yang Anda bakar saat istirahat, yang mana sebagian besar terkait dengan jumlah massa otot.
Pelatih pribadi bersertifikat dan CEO Fitness Fusion, Kerrie Kuntz menyampaikan, jika seorang anak berusia 30 tahun menghentikan aktivitas fisik, maka konsekuensi pertama yang ia alami adalah pengurangan BMR dan kenaikan berat badan.
Peningkatan berat badan menghasilkan bertambahnya jaringan lemak dan penurunan jaringan tanpa lemak. Kondisi ini mengubah proporsi massa tubuh menjadi lebih banyak lemak.
Advertisement