Liputan6.com, Jakarta Minum teh di akhir pekan seperti pagi ini pasti terasa lebih sedap. Namun, pastikan teh yang Anda teguk tidak terlalu panas. Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi minuman semacam ini akan berbahaya bagi tubuh jika disajikan terlalu panas.
Studi yang dipublikasikan di International Journal of Cancer mengungkapkan bahwa mengonsumsi teh terlalu panas bisa meningkatkan risiko terkena satu jenis kanker. Sehingga, Anda disarankan untuk tidak langsung meminumnya dalam keadaan yang sangat panas.
Baca Juga
Melansir Reader's Digest pada Sabtu (29/3/2019), penelitian yang dipimpin oleh Farhad Islami dari American Cancer Society melakukan penelitian selama 10 tahun. Mereka melihat kesehatan lebih dari 50 ribu orang di sebuah daerah di Iran, di mana teh menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari mereka.
Advertisement
Para peserta lalu dibandingkan status kesehatannya. Terlihat bahwa mereka yang minum lebih dari tiga cangkir teh sehari dengan suhu di atas 140 derajat Fahrenheit atau 60 derajat Celcius, memiliki risiko terkena kanker kerongkongan sebesar dua kali lipat.
Beberapa penelitian sebelumnya memang menunjukkan ada kaitan antara minuman panas dengan risiko terkena kanker. Namun, studi yang dilakukan Islami dan rekan-rekannya adalah yang pertama memperlihatkan tentang suhu minuman serta hubungannya dengan risiko penyakit mematikan.
Simak juga video menarik berikut ini:
Iritasi pada tubuh
Islami dan pakar lainnya memiliki teori bahwa abrasi yang dialami tubuh secara terus menerus karena cairan panas, memicu peradangan dan iritasi. Kondisi ini pada saatnya akan menimbulkan berkembangnya kanker.
Meskipun begitu, bukan berarti mengonsumsi teh hangat Anda akan berisiko kena kanker. Potensi semacam ini sangatlah kecil.
Para ilmuwan menemukan bahwa dari 49 ribu peminum teh dalam studi ini, hanya 317 yang mengembangkan kanker kerongkongan. Di samping itu, hasil studi lainnya juga menunjukkan bahwa teh hitam atau hijau mengandung antioksidan yang membantu mengurangi risiko kanker.
Islami mengatakan, kemungkinan juga ada kandungan lain dalam teh yang bereaksi secara negatif apabila dibuat terlalu panas. "Dianjurkan untuk menunggu sampai minuman panas menjadi lebih dingin sebelum diminum," ujar Islami seperti dikutip dari CNN.
Sementara itu, temuan ini juga mendapatkan tanggapan dari pakar lainnya. Menurut peneliti dari University College London Dr. James Doidge bukan hanya minuman panas yang meningkatkan risiko kanker.
"Setiap iritasi berulang pada permukaan tubuh meningkatkan risiko kanker Anda. Terbakar matahari memberikan kita kanker kulit, merokok memberikan kita kanker paru-paru, dan banyak makanan serta minuman yang berkontribusi pada risiko kanker gastrointestinal," kata Doidge yang tidak terlibat dalam penelitian ini pada Science Media Center.
Advertisement