Liputan6.com, Jakarta Finlandia, kota dengan sistem pendidikan terbaik di seluruh dunia, punya metode untuk mencegah bullying atau perisakan di sekolah. Yang sepertinya bisa ditiru oleh Indonesia.
Program tersebut bernama KiVa. Dikutip dari situs Brightside pada Senin, 1 April 2019, nama itu merupakan singkatan dari Kiusaamista Vastaan, yang artinya melawan perisakan dalam bahasa Finlandia.
Baca Juga
Kiva dikembangkan pada 2007 dan pada tahun yang sama mampu mengurangi kasus bulyying di sekolah hingga 40%.
Advertisement
Saat ini, 90 persen sekolah Finlandia telah menerapkannya dan cukup efektif mencegah dan mengatasi kasus bullying di sekolah.
Tujuan KiVa adalah untuk membuat siswa sadar akan bahaya bullying dan membantu mereka untuk menjadi pembela teman-temannya yang ditindas.
Anak-anak akan berhenti menjadi saksi pasif. Mereka pun tahu bagaimana cara menghadapi pelaku bullying dan bukan malah menjadi pengikutnya. Program ini didasarkan pada intervensi dan pencegahan.
Â
Detail Program KiVa
Penasaran seperti apa implementasinya di sekolah? Berikut bocorannya.
- Pengaduan Anonim
Metode ini menggunakan kotak surat virtual di mana kasus-kasus intimidasi dapat dilaporkan secara anonim. Siapa pun bisa melaporkan dan identitasnya terlindungi.
- Guru terlatih
Terdapat guru khusus yang dapat dipercaya. Hal ini karena anak-anak membutuhkan orang dewasa di sekolah yang mendengarkan dan memahami. Pada waktu istirahat, guru memantau perilaku mereka.
- Dukungan pihak sekolah
Pihak sekolah akan mendukung korban bullying dan menyadarkan para saksi. Akan ada 3 ahli guru yang akan bertugas meyakinkan korban dan berdialog dengan pelaku intimidasi sampai masalahnya selesai.
Bisnis Unik Ini `Lindungi` Anak dari Bullying di Sekolah
- Anak belajar emosi
Anak juga diajarkan menganalisis emosi dan nilai-nilai. Mereka juga belajar bagaimana mengidentifikasi emosi yang dirasakan teman-teman mereka melalui bahasa non-verbal dan berusaha untuk memiliki empati dan rasa hormat kepada orang lain.
Â
Advertisement
Metode cegah bullying yang efektif
Metode ini ternyata sangat efektif. Pada 2015 lalu, fase pertama implementasi program anti-intimidasi KiVa diterima di negara-negara Amerika Latin di Argentina, Kolombia, Spanyol, Meksiko, dan Chili.
Saat ini, kontennya hanya tersedia dalam bahasa Inggris, sehingga mulai digunakan di sekolah bilingual. Negara-negara lain seperti Belanda, Inggris, Jerman, Belgia, Italia, Luksemburg, Estonia, Swedia, Selandia Baru, dan Hongaria juga sudah mulai menggunakan metode ini di beberapa sekolah mereka.
Mungkin bisa juga diadaptasi di Indonesia, mengingat kasus-kasus bullying cukup sering terjadi.
penulis : Mutia Nugraheni / dream.co.id