Sukses

Perlu Penguatan Filter untuk Lindungi Anak dari Gim Online Berkonten Negatif

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memandang, perlu penguatan filter terhadap keberadaan gim online berkonten negatif.

Liputan6.com, Jakarta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memandang perlu ada filter terhadap keberadaan gim online berkonten negatif. Tujuannya untuk melindungi anak dari paparan negatif gim online.

Ketua KPAI Susanto mengatakan respons cepat KPAI soal gim online berkonten negatif tengah dilakukan. KPAI akan segera mengirimkan surat kepada Kementerian Informasi dan Informatika (Kemkominfo) terkait regulasi gim online.

"Soal gim online berkonten negatif yang sedang marak, kami baru saja selesai melaksanakan Focus Group Discussion (FGD). Sebagai bentuk respons cepat, kami menyampaikan pernyataan sikap dan akan berkirim surat ke Kemkominfo terkait regulasi gim online. Ini demi memastikan perlindungan terhadap anak," kata Susanto saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, ditulis Rabu, 3 April 2019.

Upaya perlindungan KPAI terkait gim online yakni perlu filter terhadap keberadaan gim online berkonten negatif. Apalagi filter harus diperketat dengan adanya gim online berkonten negatif yang berasal dari luar negeri.

"Kami berkomitmen perlu adanya filter terhadap gim online berkonten negatif yang masuk dari luar negeri. Upaya filter ini sebagai bentuk penguatan regulasi atas keberadaan gim online. Filter juga diperlukan buat gim online dari dalam negeri sendiri," jelas Komisioner Bidang Pornografi dan Perlindungan Anak KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Zero gim online

Anak yang kecanduan gim online, bisa membuat anak jadi enggan belajar. Oleh karena itu, KPAI berharap tidak ada gim online negatif di Indonesia.

"Sebagai upaya perlindungan anak terhadap gim online berkonten negatif, kami menginginkan, zero gim online berkonten negatif bagi anak-anak di Indonesia. Konten negatif, seperti gim kental dengan pornografi, kekerasan,dan perjudian," tambah Margaret.

Â