Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa cara yang bisa orangtua lakukan agar anak tidak kecanduan gim. Dua hal penting yang perlu dilakukan orangtua adalah pembatasan dan pemantauan pada anak saat bermain gim termasuk gim online seperti disampaikan Komisioner Bidang Pornografi dan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah.
Baca Juga
Advertisement
"Gadget (gawai) juga ancaman. Kami sering mengingatkan kepada orangtua, jangan hanya sekadar menuruti keinginan anak. Harus ada pembatasan penggunaan gawai. Misal, hanya Sabtu-Minggu saja digunakan. Berapa lama waktunya? Ya, jangan sampai seharian, dari pagi sampai malam," jelas Margaret saat ditemui di Kantor KPAI, Jakarta, ditulis Rabu (3/4/2019).
Penggunaan gawai harus diatur. Hindari anak mengunci pintu kamar agar orangtua bisa melihat aktivitas yang dilakukan anak. Ada baiknya penggunaan gawai dilakukan di ruang keluarga misalnya. Pastikan orangtua rutin mengecek ketika anak di dalam kamar seharian saja.
"Sampaikan juga konten apa saja yang boleh diakses anak. Gim apa saja yang dimainkan anak, orangtua perlu melihatnya. Jangan sampai anak nge-share (membagikan) konten-konten negatif, seperti pornografi yang ada pada gim," lanjut Margaret.
Simak video menarik berikut ini:
Pantau anak
Batasan penggunaan gawai pada anak akan menjauhkan anak dari kecanduan gim. Jika sudah sampai pada taraf kecanduan gim hal itu bisa membuat anak tidak mau belajar, hanya ingin bermain gim. Bila tak bisa diatasi, butuh rehabilitasi pada anak yang kecanduan gim.
"Kecanduan gim itu bukan berarti anak tiba-tiba kecanduan gim. Ada tahapan-tahapan dalam jangka waktu lama, sebelum akhirnya anak kecanduan gim. Tentunya, terkait penggunaan gawainya," Margaret melanjutkan.
Laporan pengaduan KPAI terdapat kasus yang mana saat gawai diambil, sang anak malah marah-marah. Bahkan membenturkan kepala ke tembok.
Oleh karena itu, orangtua harus memerhatikan anak. Salah satunya bila anak lebih memilih main gim lewat gawai daripada menikmati makanan yang tersaji di depannya.
Advertisement