Liputan6.com, Jakarta Stunting atau kurang gizi kronis masih menjadi masalah di Indonesia. Khusus untuk Provinsi Papua, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyiapkan dana Rp1,3 miliar untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting.
"Ada 22 kabupaten/kota di Provinsi Papua, (masing-masing) mendapatkan dana penanganan stunting dengan besaran Rp60 juta," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani di Biak, Papua pada Senin (8/4/2019) seperti dikutip Antara News.
Baca Juga
Salah satu usaha BKKBN dalam pencegahan stunting yakni lewat program Bina Keluarga Balita (BKB). Terwujud dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi serta penerapan pola asuh yang baik terutama di 1.000 hari pertama kehidupan.
Advertisement
"Segala sesuatu yang terjadi pada masa 1.000 hari pertama fase kehidupan menjadi faktor penentu kualitas kehidupan anak agar tidak terkena stunting," kata Dwi.
Dwi juga menekankan pentingnya pelibatan banyak sektor dalam upaya mencegah dan menangani masalah gizi yang menyebabkan anak pendek dan tingkat kognitif yang rendah ini.
Bahaya stunting
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting turun menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen (Riskesdas 2013). Walaupun terjadi penurunan, penanganan stunting tetap menjadi fokus.
Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Akibatnya, tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan anak-anak seusianya seperti pernah disampaikan Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Doddy Izwardy beberapa waktu lalu.
Selain fisik, stunting pun memengaruhi perkembangan otak anak menjadi tidak maksimal. Anak akan mengalami keterlambatan dalam berpikir.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Advertisement