Sukses

Antioksidan Tinggi, Orang Vegan Lebih Terhindar dari Kanker

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang memiliki pola makan vegan memiliki antioksidan jenis karotenoid yang lebih tinggi

Liputan6.com, Jakarta Memang masih ada kontroversi tentang pola makan vegan. Meskipun begitu, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka yang hanya makan sayur-sayuran memiliki kadar lemak yang lebih rendah serta antioksidan lebih tinggi dalam tubuh mereka.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition terbaru melihat bagaimana pola makan atau diet seseorang memiliki dampak pada marka biologis seperti antioksidan karotenoid. Para ilmuwan menemukan bahwa orang-orang vegan memiliki antioksidan terbanyak dalam tubuhnya karena konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

Melansir Prevention pada Selasa (9/4/2019), ilmuwan meneliti 840 orang yang memiliki lima pola makan yaitu: vegan (tidak ada produk hewani yang dikonsumsi), vegetarian lacto-ovo (telur dan susu masih dikonsumsi), vegetarian (konsumsi ikan tetapi menghindari daging lainnya), semi-vegetarian (konsumsi daging kurang dari sekali seminggu tetapi lebih dari sebulan sekali), dan non-vegetarian.

Para peserta lalu memberikan sampel urine, darah, dan lemak. Ilmuwan kemudian meneliti tingkat antioksidan, lemak jenuh, lemak tak jenuh, serta vitamin yang terkandung dalam tubuh para peserta.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Antioksidan Pencegah Kanker Lebih Tinggi

Mereka yang benar-benar bebas dari produk hewani seperti daging dan telur memiliki kadar antioksidan jenis karoten yang paling tinggi. Selain itu, peserta vegan juga memiliki tingkat isoflavon dan enterolakton yang lebih tinggi. Dua senyawa tersebut bisa mengurangi peradangan kronis dan mencegah berbagai penyakit seperti kanker.

Vegan juga memiliki lebih banyak asam lemak omega-3. Temuan tersebut cukup mengejutkan karena biasanya, nutrisi ini banyak ditemukan pada ikan. Peneliti mengatakan bahwa senyawa itu juga terkandung dalam kenari, biji rami, dan biji chia.

"Kesadaran bahwa profil marka biologis yang lebih sehat diperoleh dengan pola makan nabati, harus memotivasi seseorang untuk lebih proaktif tentang kebiasaan diet yang meningkatkan kesehatan dengan baik dan mencegah penyakit," kata penulis studi utama Fayth Miles dari Loma Linda University School of Public Health, Amerika Serikat seperti dikutip dari Medical News Today.

Miles juga menemukan bahwa hasil yang ditemukan untuk semi-vegetarian dan non-vegetarian sangat mirip.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Harus Jadi Vegan

Meskipun begitu, para peneliti juga mengatakan bahwa ada pengaruh gaya hidup lain yang mampu mempengaruhi kesehatan seseorang. Namun paling tidak, studi ini bisa mendorong Anda untuk lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur.

Anda juga tidak harus menjadi seorang vegan agar bisa sehat. Sebuah penelitian di jurnal JAMA Internal Medicine menemukan bahwa menjadi vegetarian pun juga tetap menyehatkan bagi seseorang.

Mengutip Men's Health, studi itu menemukan bahwa para peserta yang menjalankan diet vegetarian memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan para pemakan daging. Temuan ini dikumpulkan dari data tujuh studi klinis serta 32 penelitian lain yang diterbitkan antara 1900 hingga 2013.