Liputan6.com, Jepang Persentase orang dewasa muda Jepang yang tidak berhubungan seks meningkat. Pakar kesehatan masyarakat di Universitas Tokyo menyampaikan, analisis terinci dari data survei kesuburan nasional untuk memahami tren dalam pengalaman seksual selama tiga dekade terakhir.
"Analisis baru ini menyajikan perkiraan untuk seluruh populasi Jepang. Lebih jelas mendefinisikan usia dan status sosial ekonomi orang-orang yang tidak pernah berhubungan seks dan membandingkan tren seksual dari waktu ke waktu," kata ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat, Peter Ueda, dikutip dari EurekAlert! Selasa (9/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Hasil survei berjudul Trends in heterosexual inexperience among young adults in Japan: analysis of national surveys, yang diterbitkan BMC Public Health pada 2019 menggambarkan rentang usia dan pengalaman berhubungan seks.
Pengalaman tidak berhubungan seks pada wanita berusia 18 hingga 39 tahun meningkat dari 21,7 persen pada tahun 1992 menjadi 24,6 persen pada tahun 2015. Jumlah masing-masing, yakni pria 20 persen dan 25,8 persen.
Ketika jumlahnya dipecah sesuai rentang usia, tren peningkatan angka keperawanan dan keperjakaan yang diamati di antara orang dewasa muda berada di usia 30-an tahun.
Untuk orang berusia 30 sampai 34 tahun pada tahun 1987, 6,2 persen wanita dan 8,8 persen pria melaporkan, tidak ada pengalaman berhubungan seks. Pada tahun 2015, jumlahnya melonjak menjadi 11,9 persen wanita dan 12,7 persen pria.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Usia 35 ke atas
Pada orang Jepang yang berusia antara 35 hingga 39 tahun pada tahun 1992, hanya 4 persen wanita dan 5,5 persen pria yang melaporkan, tidak ada pengalaman bercinta. Pada 2015, jumlahnya melonjak menjadi 8,9 persen untuk wanita dan 9,5 persen untuk pria.
Data dikumpulkan oleh Survei Fertilitas Nasional Jepang, yang dirancang dan diimplementasikan kira-kira setiap lima tahun oleh Institut Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang.
Para peneliti menggunakan data dari tujuh survei yang dilakukan antara 1987 dan 2015. Jumlah yang disurvei antara 11.553 dan 17.859 orang dewasa berusia 18 hingga 39 tahun.
Â
Advertisement
Seks dan uang
Pria lebih mungkin melakukan hubungan seksual jika mereka punya pekerjaan tetap dan penuh waktu serta tinggal di kota-kota dengan lebih dari 1 juta penduduk. Dibandingkan dengan pria yang berpenghasilan tinggi, pria dalam kategori pendapatan terendah 10 hingga 20 kali lebih mungkin tidak berhubungan seks.
"Data kami menunjukkan,kurang pengalaman berhubungan seksual setidaknya masalah sosial ekonomi untuk pria. Sederhananya, pembicaraan soal uang," kata peneliti Cyrus Ghaznavi.
Wanita lebih mungkin melakukan hubungan seks jika mereka punya pendapatan pribadi yang lebih rendah. Menurut peneliti mungkin karena wanita yang sudah menikah lebih mungkin sibuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, tanpa gaji.
Jepang memimpin tren global
Orang dewasa Jepang punya pengalaman seks lebih sedikit daripada rekan-rekan di negara lain. Proporsi pun jauh lebih besar tetap sampai berusia 30-an.
Lain halnya dari data survei negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya, seperti Amerika Serikat dan Australia. Aktivitas seksual di kalangan dewasa muda di sana mungkin meningkat.
Tak ayal, Jepang mungkin memimpin tren global dengan aktivitas seksual yang tidak aktif.
"Ketidakaktifan atau kurangnya pengalaman seksual ini tidak boleh diejek atau dianggap sebagai masalah besar bagi semua orang. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang alasan kurangnya aktivitas seksual," lanjut Ueda.
Perlu juga pengamatan bagaimana dinamika pertemuan, seperti kencan online, pergeseran harapan dalam hubungan romantis dan seksual, serta perubahan nilai, gaya hidup, dan tren pasar tenaga kerja.
Advertisement