Liputan6.com, Jakarta Punya janggut lebat atau brewok saat ini banyak dianggap keren. Meski begitu, studi terbaru menyatakan bahwa mereka yang memiliki lebih banyak bulu di wajah ternyata mempunyai testis yang lebih kecil daripada mereka yang tidak memilikinya.
Studi yang dipublikasian dalam jurnal Proceedings of Royal Society B: Biological Sciences ini membandingkan janggut pada pejantan dengan tanda-tanda kesuburan lainnya pada pria seperti hidung, rambut, dan dada pada masing-masing spesies.
Baca Juga
Mengutip New York Post pada Kamis (11/4/2019), para peneliti menyatakan bahwa rambut dianggap sebagai 'ornamen' atau penampilan maskulin yang bisa digunakan sebagai 'senjata' untuk bersiang secara seksual dengan pejantan lain yang satu spesies.
Advertisement
Para ilmuwan melakukan penelitian terhadap 100 spesies primata, termasuk manusia. Beberapa pejantan ditemukan lebih banyak menghabiskan energi mereka untuk menarik pasangannya lewat rambut di tubuh, ketimbang mendistribusikannya lewat organ alat kelamin seperti testis.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Sama di Semua Spesies
Hal ini ditemukan sama pada spesies apapun baik manusia ataupun monyet. Keduanya sama-sama tidak memiliki kapasitas untuk menghasilkan sperma lebih banyak ketika menumbuhkan jumlah rambut di wajah lebih banyak.
"Beberapa spesies memiliki perlengkapan yang flamboyan seperti janggut, surai, jubah, dan berbagai corak warna di wajah dan bulu mereka. Yang lainnya membosankan dan mirip seperti pria pada umumnya," kata rekan penulis studi dan primatologi Dr. Cyril Grueter seperti dilansir dari Men's Health.
"Singkatnya, pejantan yang paling menarik memiliki testis yang lebih kecil," kata ahli biologi evolusi University of Zurich, Swiss, Stefan Lupold.
Â
Advertisement
Tetap Bisa Jadi Daya Tarik
Namun jangan khawatir, peneliti juga menemukan bahwa janggut tetap memiliki peran dalam proses reproduksi. Primata yang berbulu lebat dianggap lebih maskulin, sehat, dan subur. Hal ini menjadikan pasangan betinanya lebih tertarik untuk bereproduksi.
Para ilmuwan juga menyatakan bahwa ada banyak faktor lain yang berperan dalam proses reproduksi makhluk hidup. Temuan mereka hanyalah sebuah kesimpulan bahwa janggut dan testis merupakan proses pertukaran evolusioner.
"Sulit untuk memiliki semuanya," kata Lupold.
"Testis besar memiliki 'senjata' yang lebih besar, tetapi ornamennya lebih sedikit," tambahnya.