Liputan6.com, Jakarta Penelitian pada anjing untuk deteksi dini kanker bukan hal yang baru. Meski begitu, sebuah studi terbaru menyatakan bahwa hewan yang dekat dengan manusia ini memiliki akurasi penciuman hingga 97 persen.
Penciuman anjing yang 10 ribu lebih akurat ketimbang manusia sangatlah sensitif. Penelitian tersebut mencari tahu bagaimana mereka bisa melakukan deteksi kanker lewat penciuman sampel darah. Harapannya, studi semacam ini bisa mengarah pada pendekatan skrining kanker yang murah dan akurat serta tidak invasif.
Baca Juga
"Tes yang sensitif untuk mendeteksi kanker berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa dan mengubah cara pengobatannya," kata peneliti utama Heather Junqueira dari BioScentDx seperti dilansir dari EurekAlert pada SAbtu (13/4/2019).
Advertisement
Para ilmuwan melakukan penelitian pada anjing dengan jenis beagle untuk membedakan antara serum darah normal dengan sampel dari pasien kanker paru-paru ganas. Dari empat hewan yang dilatih, hanya satu yang tidak termotivasi untuk melakukan uji coba.
Sementara, tiga anjing lain dengan benar mengidentifikasi sampel kanker paru-paru hingga 96,7 persen setiap waktunya dan 97,5 persen darah normal.
Â
Harapan untuk Deteksi Dini Kanker
Junqueira merasa bahwa penelitian ini membuka jalan baru sebuah alat deteksi dini kanker. Salah satunya dengan menentukan senyawa biologis yang dideteksi anjing untuk kemudian merancang tes skrining kanker berdasarkan senyawa tersebut.
BioScentDx menyatakan bahwa deteksi dini kanker dengan anjing ini dikembangkan tidak hanya untuk penyakit kanker tetapi juga masalah kesehatan mengancam jiwa lainnya. Langkah berikutnya, perusahaan ini juga akan meluncurkan studi serupa untuk kanker payudara pada November tahun ini.
Temuan ini dipresentasikan pada American Society for Biochemistry and Molecular Biology dalam 2019 Experimental Biology Meeting, Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Simak juga video menarik berikut ini:
Advertisement
Temuan Anjing Bisa Deteksi Penyakit Bukan Hal Baru
Sebelumnya, temuan semacam ini juga pernah diungkap oleh seorang dokter di Indonesia. Tahun lalu, spesialis paru dr. Achmad Hudoyo mengatakan bahwa anjing bisa dilatih untuk mendeteksi kanker paru-paru.
"Dengan mengendus hembusan napas seseorang, dia bisa tahu orang tersebut mengidap penyakit kanker paru-paru atau tidak. Kalau duduk, ya berarti orang tersebut divonis kanker. Kalau jalan, ya berarti orang tersebut negatif kanker paru-paru," kata Achmad pada Rabu (10/1/2018).
Tidak hanya kanker, sebuah studi di Gambia, Afrika Barat menemukan bahwa anjing juga berpotensi mendeteksi penyakit malaria lewat bau.
"Orang dengan parasit malaria menghasilkan bau yang berbeda pada kulit mereka. Penelitian kami menemukan, anjing yang memiliki indera penciuman sensitif, dapat dilatih untuk mendeteksi bau ini, bahkan hanya dari sobekan pakaian orang yang terinfeksi," ujar peneliti utama studi ini Steven Lindsay, entomolog dari Durham University, Inggris.