Liputan6.com, Jakarta Salah satu hal yang harus dicermati ketika akan berlibur adalah kondisi cuaca di negara tujuan. Cuaca yang terlalu ekstrem seperti terlalu panas atau terlalu dingin bisa menyebabkan risiko serangan jantung.Â
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi, Sari Mumpuni mengatakan, suhu ekstrem panas menimbulkan dehidrasi (kekurangan cairan) dan darah kental. Kondisi tersebut menyebabkan gangguan elektrolit (cairan tubuh) sehingga berdampak pada jantung.
Baca Juga
"Dehidrasi mengganggu debaran jantung. Ini akan mengancam jiwa," kata dokter Sari dalam diskusi "Kasus Gawat Darurat Saat Liburan" di Royal Tulip Gunung Geulis Resor, Bogor, Jawa Barat, ditulis Sabtu (13/4/2019).
Advertisement
Sementara, cuaca panas juga terkadang membuat pembuluh darah melebar. Hal tersebut perlu diwaspadai pasien hipertensi. Bila pasien hipertensi mengalami dehidrasi, maka akan berujung syok.
Syok membuat jantung berhenti memasok aliran darah ke jantung. Ini karena aliran darah pada pembuluh arteri tersumbat. Jantung pun berhenti memompa aliran darah.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Tekanan darah meningkat di suhu dingin
Ketika berada di daerah bercuaca dingin, tubuh secara otomatis akan meningkatkan tekanan darah. Hal itu demi menjaga keseimbangan panas tubuh.Â
Yang perlu diperhatikan, semakin rendah suhu dingin, maka tekanan darah semakin naik. Risiko serangan jantung pun mengintai karena pembuluh darah semakin menyempit.
"Makanya hati-hati buat orang yang suka naik ke ketinggian (naik gunung). Ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut tidak disarankan naik untuk oranh yang hipertensi. Tekanan darah juga akan naik," lanjut Sari yang berpraktik di RSPI - Pondok Indah.
Advertisement