Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi menunjukkan bahwa pelaku bullying kebanyakan merupakan anak dengan kepercayaan diri tinggi dan populer. Psikolog Jaana Juvonen mengatakan bahwa program anti-bullying tidak efektif karena target yang salah.
Ia mengatakan bahwa dibutuhkan cara yang lebih baik untuk menghentikan bullying karena korban dapat mengalami berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala, sakit perut atau sulit tidur. Korban juga mengalami penurunan dalam kemampuan untuk mengikuti pelajaran di sekolah serta sulit berbaur dengan teman.
Baca Juga
Tidak hanya korban yang dapat merasakan risiko tetapi juga pelaku bullying. Survei dari US Department of Education menunjukkan bahwa 25 persen pelaku bullying yang sering melakukan keributan fisik memiliki catatan criminal pada umur 30 tahun.
Advertisement
“Bullying juga berisi pelecehan verbal, ejekan nama, atau mempermalukan korban dalam publik. Guru telah dilatih untuk menyelesaikan keributan di sekolah. Namun ketika pelecehan verbal terjadi, anak seringkali harus menyelesaikan masalah ini sendiri. Hal ini tidak bekerja dengan baik,” Kata Jaana Juvonen.
Saksikan juga video berikut ini:
Cara ortu cegah bullying
Orangtua sebenarnya dapat mengambil peran dalam pencegahan bullying. Melansir dari Prevention, berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegahnya:
1. Berkomunikasi dengan guru
Tanyakan pada guru anak Anda bagaimana bullying diatasi di sekolah. Dalam program yang efektif, pelecehan verbal harus dianggap sebagai hal yang serius. Anak harus diajarkan untuk mendukung korban dan menolak perilaku bullying.
2. Berkomunikasi dengan anak
Beri pemahaman pada anak Anda mengenai bullying sehingga anak mengetahui apa yang harus dilakukan jika hal ini terjadi. Ajarkan anak untuk menolak perilaku bullying dan berani untuk membela diri.
Jika Anda mencuragai anak Anda terkena bullying, segera tanyakan. Cari tahu apakah bullying terjadi di sekolah. Selain itu, Anda juga dapat membantu anak untuk membangun jaringan pertemanan dengan mendukungnya melakukan aktivitas kelompok.
Advertisement
Jangan berkonfrontasi
3. Ajari anak mengenai keadilan
Jelaskan mengenai keadilan pada anak Anda. Ajarkan anak untuk berani membela anak lain yang terkena bullying. Kebanyakan anak tidak mau mengintervensi perilaku bullying karena takut akan menjadi korban berikutnya. Namun, ketika pelaku bullying melihat tindakannya tidak disetujui biasanya pelaku akan menyerah.
Selain itu, Jaana Juvine menyarankan bila bullying telah terjadi, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mendengarkan cerita anak. Jangan mengkonfrontasi orangtua pelaku bullying karena hanya akan memperburuk situasi dan tidak membantu permasalahan anak Anda. Bicaralah dengan guru mengenai permasalahan yang terjadi dan diskusikan tindakan anti-bullying yang dapat dilakukan.
Penulis: Khairuni Cesario