Sukses

Asli Labuan Bajo, Pemuda ini Gerakkan Masyarakat Cirebon agar Lebih Sadar Kesehatan

Sosok pemuda pencerah berasal dari Labuan Bajo yang memilih untuk mengabdikan dirinya selama satu tahun di desa Ambulu Kecamatan Losari, Cirebon

Liputan6.com, Jakarta Suara motor yang menderu mewarnai siang yang terik di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Cirebon, Jawa Barat. Motor tersebut menyusuri jalan-jalan setapak serta tambak ikan di desa berpenduduk  7787 orang. Pengendara motor tersebut memarkir sepeda motornya di depan salah satu rumah warga.

Bang Ge! Wis mangan durung?” 

Sapaan tersebut tidak ayal membuat sang pengendara, pemuda 31 tahun, tersenyum.

Mengaku belum makan, ia pun duduk sambil berbincang dengan warga. Membicarakan Dana Desa serta bagaimana masyarakat bisa mengelola Dana Desa untuk membantu penyelenggaraan Posyandu, PMT Pemulihan bahkan penapisan imunisasi. 

Gerhardus Gunawan namanya. Ia bukanlah penduduk asli Desa Ambulu melainkan dari Labuan Bajo, sebuah desa nelayan di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Melalui program Pencerah Nusantara, sudah satu tahun terakhir ini ia tinggal di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat -sebuah kawasan padat penduduk di sepanjang pantai utara Cirebon.

Ia sudah fasih berbicara dengan bahasa Jawa Cirebonan sebagai hasil interaksi intensif dengan masyarakat sekitar.

2 dari 3 halaman

Terpilih sebagai ahli kesehatan untuk Pencerah Nusantara

Tahun lalu, Gerhard terpilih sebagai salah satu ahli kesehatan masyarakat dalam program Pencerah Nusantara yang dikelola oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives. Pencerah Nusantara memberangkatkan tim kesehatan ke daerah-daerah bermasalah kesehatan dan menempatkan tim tersebut di puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat.

Gerhard ditugaskan di Kabupaten Cirebon bersama dua orang tenaga kesehatan lainnya, Unun (ahli gizi) dan Gita (bidan). Bertiga, mereka memperkuat sistem manajemen kesehatan di Puskesmas Losari sambil menggerakkan masyarakat agar memiliki pemahaman kesehatan yang cukup.

“Di Losari, ada anak bayi usia 2 bulan yang ditinggalkan ibunya yang bekerja sebagai TKI. Umumnya, mereka diasuh oleh kakek, nenek atau kerabat yang lain tanpa pengawasan yang ketat sehingga banyak hal-hal yang perlu dibenahi seperti pemberian asupan makanan kurang bergizi, pemeriksaan ke posyandu tidak rutin, dan masih banyak lagi. Hal ini berdampak ke tumbuh kembang mereka hingga masa remaja. Tanpa keterlibatan aktif masyarakat, perilaku-perilaku yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Sehingga perlu usaha bersama agar kualitas hidup generasi muda dapat dipastikan keberlangsungannya,” ujar Gerhard. 

3 dari 3 halaman

Dapat banyak pengalaman

Baginya, program Pencerah Nusantara telah banyak memberi pengalaman berharga. Diantaranya, makna penting melakukan pengabdian di masyarakat khususnya bagi kaum muda.

Melalui pengabdian, pemuda lulusan program magister kesehatan masyarakat dari Universitas Respati Indonesia ini merasakan mendapatkan pemahaman utuh mengenai realita kesehatan yang terjadi di lapangan serta bagaimana ia bersama-sama masyarakat sekitar mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.

 

“Melalui Pencerah Nusantara, kami belajar bahwa mobilisasi masyarakat menjadi kunci agar masalah yang muncul dapat dijawab bersama-sama. Saya juga belajar bagaimana anak muda memiliki posisi strategis dalam mendorong proses perumusan solusi berbasis modal sosial masyarakat melalui diskusi-diskusi masyarakat seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), sarasehan, hingga advokasi ke perangkat desa dan pemerintah daerah,” tambah Gerhard.

 

Ia berharap dengan caranya berbagi pengalaman mengikuti program Pencerah Nusantara ini, akan banyak pemuda-pemudi yang terpanggil hatinya untuk ikut merasakan nikmatnya mengabdi. Akan muncul Gerhard-Gerhard muda lain yang terus ikut mengawal proses pembangunan di negeri ini dengan melakukan aksi nyata di masyarakat.

 

Penulis : Pamila Adhi Annisa / Editor : Yeyen Yenuarizky