Liputan6.com, Jakarta Masyarakat masih menganggap minum pil kina dapat mencegah tubuh terkena infeksi malaria. Seringkali orang yang akan pergi ke daerah endemis malaria, seperti Papua dan Papaua Barat disarankan minum pil kina.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan penyakit tropik infeksi, Erni Juwita menjelaskan, pil kina bukan obat mencegah malaria.
Advertisement
Baca Juga
"Banyak yang bertanya, minum pil kina efektif atau tidak mencegah malaria? Pil kina itu bukan obat cegah malaria. Yang benar adalah minum obat doxycycline 100 mg per hari," jelas Erni dalam siaran langsung di Siaran Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kamis (25/4/2019).
Doxycycline termasuk golongan obat antibiotik yang direkomendasikan Centers for Disease Control and Prevention bagi para wisatawan yang akan pergi ke daerah endemis malaria.
Obat ini bisa diminum satu hari, sebelum berangkat. Ketika di lokasi tujuan, dosis 100 mg per hari diminum. Lalu obat juga harus diminum selama empat minggu setelah pulang.
"Jadi kalau ke daerah endemis malaria, jangan minum pil kina ya. Minumnya doxycycline," lanjutnya.
Simak video menarik berikut ini:
Konsultasi ke dokter
Erni menambahkan, bila ingin pergi ke daerah endemis malaria, perlu konsultasi dulu ke dokter. Hal ini agar Anda aman untuk minum obat doxycycline.
"Doxycycline ini kan obat antibiotik. Jadi, enggak boleh sembarangan dikasih kepada pasien. Harus konsultasi dulu. Apakah Anda ada alergi antibiotik atau hal lainnya," ujar dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
CDC menuliskan ada efek samping doxycycline yang paling umum adalah sensitivitas terhadap sinar matahari. Untuk mencegah terbakar matahari, hindari sinar matahari tengah hari dan kenakan tabir surya SPF tinggi.
Doxycycline juga dapat menyebabkan mual dan sakit perut. Efek samping ini seringkali dapat dikurangi dengan mengonsumsi obat dengan makanan. Keluhan lain setelah minum doxycycline, yakni mual, muntah sesekali, dan diare.
Â
Advertisement