Sukses

Komposisi Makanan yang Cocok bagi yang Sering Begadang

Ada cara untuk mengimbangi dampak begadang yaitu dengan mengatur komposisi makanan yang dikonsumsi.

Liputan6.com, Jakarta Berbagai tugas dari setiap pekerjaan yang kita emban, acap kali menyita waktu ideal bagi kondisi tubuh. Salah satunya waktu yang sering dilupakan dan terseret oleh bermacam kesibukan adalah tidur. Banyak orang yang bekerja sampai larut malam, bahkan begadang atau tidak tidur sama sekali.

Dengan dalih perintah dari perusahaan, tugas kantor dan perintah atasan, waktu tidur sebagian besar masyarakat yang berada kota besar terabaikan. Namun, ternyata ada cara mengimbanginya yaitu dengan mengatur komposisi makanan yang dikonsumsi.

Menurut ahli gizi (dietizien) Instalasi Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dedeh, komposisi makanan ideal untuk menjaga tubuh tetap stabil akibat begadang harus mengandung energi seimbang dan memenuhi kaidah makronutrien.

"Makronutrien itu terdapat pada makanan mengandung energi, karbohidrat, dan protein disebut dengan gizi seimbang. Komposisinya karbohidrat itu sekitar 55 - 60 persen kemudian lemak 20 - 30 persen. Dan harus ada sumber vitamin, mineral dari sayuran dan buah 25 gram per hari," kata Dedeh, Bandung, Kamis, 25 April 2019.

Dedeh menjelaskan jumlah sumber vitamin mineral sebanyak 25 gram setara dengan mengkonsumsi kurang lebih satu mangkok sayuran. Jika tiga kali mengkonsumsinya dengan penambahan buah-buahan kata Dedeh, maka kebutuhan nutrisi bagi tubuh sudah terpenuhi. Kebutuhan akan lemak, protein dan karbohidrat pun sudah terpenuhi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menghitung buah pengganti karbohidrat, lemak, dan protein

Berdasarkan rumus dietezien, agar mengetahui hitungan kadar buah - buahan yang dapat mengganti konsumsi asupan karbohidrat, lemak dan protein yaitu satu buah jeruk identik dengan satu buah pisang Ambon atau satu buah apel Fuji karena senilai kandungannya. Jika dalam sehari kita mengkonsumsi buah - buahan tiga sampai lima kali dengan bobot serupa, maka kebutuhan perut terpenuhi dalam setiap aktivitas per harinya.

"Kebutuhan gizi seseorang itu sangat berbeda. Idealnya sih dihitung tinggi dan berat badan baru diketahui kebutuhan asupan makanan yang diperlukan. Kegiatan aktivitasnya juga harus dilihat apa banyak duduk, banyak jalan, banyak kegiatan yang lebih ekstrim tingkat aktivitasnya," ujar Dedeh.

Faktor usia juga sangat berpengaruh dalam penentuan asupan makanan bagi orang dengan kesibukan yang tinggi sampai melupakan waktu tidurnya. Kebutuhan asupan nutrisi untuk rentang usia lebih dari 55 - 65 tahun berbeda dengan usia yang produktif. Apalagi untuk kelompok umur anak balita. (Arie Nugraha)

Â