Sukses

Pajak Tertinggi di Dunia tapi Masyarakat Denmark Disebut Paling Bahagia

Alasan Denmark meraih gelar sebagai negara paling bahagia di dunia

Liputan6.com, Denmark - Gelar sebagai negara paling bahagia diterima Denmark dalam tujuh tahun berturut-turut.

Seperti dikutip dari Channel News Asia pada Minggu, 28 April 2019, penghargaan ini terakhir diberikan tahun lalu setelah World Happiness Report melaporkan bahwa negara di Eropa tersebut berada di tiga besar sebagai negara paling bahagia dari 155 negara yang disurvei.

Konon, kebahagian itu muncul karena warga tidak pernah merasa dirugikan oleh pemerintahannya sendiri. Semua yang warga butuhkan, ada.

Walaupun harus membayar pajak dengan besaran yang teramat tinggi, tapi masyarakat di Denmark tidak merasa terbebani karena tahu uang yang mereka punya lari ke mana.

2 dari 3 halaman

Denmark Negara dengan Pajak Tertinggi

Oleh sebab itu, Duta Besar Indonesia untuk Denmark, M. Ibnu Said akan merekomendasikan kepada orang Indonesia yang melancong atau menempuh pendidikan di Denmark untuk mempelajari bagaimana negara itu menjadi negara maju, makmur, sejahtera.

Menurut Ibnu kunci keberhasilannya cuma satu, yaitu kejujuran.

"Meskipun Denmark itu memiliki pajak paling tinggi di dunia, tapi tidak ada yang stres. Semuanya taat pajar. Mereka menikmati proses itu karena pajak yang mereka bayarkan kembali ke diri mereka," kata Ibnu saat berbincang dengan Liputan6.com di Kedutaan Besar Indonesia di Denmark belum lama ini.

 

Pajak yang mereka bayarkan kembali ke mereka dalam bentuk pendidikan dan kesehatan. Biaya pendidikan sampai S2 akan diberikan cuma-cuma. Pun dengan biaya kesehatan, gratis.

"Dari lahir sampai mati pun dijamin. Jadi, inilah mengapa disebut dengan negara sejahtera," ujar Ibnu.

Orang Indonesia yang resmi menetap di sana pun mendapat perlakuan yang sama.

 

3 dari 3 halaman

Wajar Masyarakat Denmark Bahagia

Alasan lain yang membuat warga Denmark bahagia terkait jam kerja. Dikutip dari Channel News Asia, karyawan di sana tidak mengenal kata lembur. Sebelum pukul 18.00 seluruh karyawan sudah meninggalkan kantor.

Bahkan, konon orang yang bekerja di akhir pekan justru dianggap tak waras. Sebab, Sabtu dan Minggu adalah hari khusus untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

Video Terkini