Liputan6.com, Jakarta Demam Avengers: Endgame saat ini sedang melanda dunia. Bahkan, lantaran film puncak dari waralaba Marvel Cinematic Universe ini, seorang mahasiswa di Tiongkok sampai mengalami masalah kesehatan.
Mahasiswa perempuan ini dilarikan ke rumah sakit setelah dia menangis tanpa henti. Media setempat melaporkan bahwa napasnya mengalami hiperventilasi.
Baca Juga
Mengutip Epoch Times pada Minggu (28/4/2019), wanita berusia 21 tahun ini awalnya menonton Avengers: Endgame bersama teman-temannya pada 24 April di Ningbo, Zheijiang, Tiongkok Timur. Penayangan awalnya berjalan lancar selama hampir 3 jam.
Advertisement
Ketika memasuki babak akhir, di mana sebuah adegan mengharukan berlangsung, para penonton mulai terisak-isak. Perempuan muda ini pun ikut menangis tersedu-sedu.
Dilaporkan bahwa dia mulai menangis sangat keras dalam durasi yang lama. Kondisi itu membuatnya merasakan sakit di dada, hingga tangan dan kakinya mati rasa. Jari-jari tangannya juga tidak bisa digerakkan dan terkunci di posisi mencakar.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Tanggapan Warganet
Dia segera dilarikan ke rumah sakit. Dokter akhirnya memberikan oksigen untuk menenangkan napasnya. Dikutip dari Next Shark, petugas medis juga membantu mengembalikan gas dalam darahnya hingga ke tingkat yang normal.
"Dengan menenangkan emosinya dan memberinya oksigen, kami berhasil mengendalikan napasnya dan mengurangi gejalanya," kata dokter yang menangani perempuan dengan identitas disembunyikan itu.
Kejadian ini mendapatkan tanggapan beragam dari pengguna media sosial Weibo.
"(Dia) benar-benar penggemar sejati," tulis salah seorang warganet sembari menyindir. Meski begitu, ada juga yang menunjukkan rasa simpatinya.
"Saya juga patah hati saat film berakhir, tetapi saya berhasil kuat dan menghindari dirawat di rumah sakit," tulis pengguna Weibo lainnya.
Â
Advertisement
Apa Itu Hiperventilasi?
Webmd menyatakan bahwa hiperventilasi berarti pola pernapasan yang berubah karena menarik napas lebih dalam dan bernapas lebih cepat daripada kondisi normal. Ini membuat kadar karbondioksida dalam darah turun terlalu rendah.
Hiperventilasi terjadi pada orang berusia 15 sampai 55 tahun. Ini bisa terjadi ketika Anda gugup, cemas, atau stres. Pada wanita, gangguan ini lebih sering terjadi.
Meski bisa ditangani dengan cepat, ada kalanya hiperventilasi sering terjadi. Apabila kondisi ini sering dialami, seseorang mungkin mengalami sindrom hiperventilasi.