Liputan6.com, Jakarta Soal ukuran penis dan kepuasan seksual masih menjadi perdebatan di masyarakat. Namun, secara umum, penis yang kecil sebenarnya tidak berpengaruh pada kesuburan.
Pakar kesehatan pria, Michael Reitano mengatakan bahwa meski kecil, penis pria tidak akan mengganggu proses kehamilan. Kuncinya adalah kualitas sperma dalam air mani serta proses pembuahan.
Baca Juga
"Begitu itu terjadi, pembuahan didasarkan pada kualitas sperma, bukan ukuran penis," kata Reitano seperti dilansir dari Health.com pada Minggu (28/4/2019).
Advertisement
Maka dari itu, jangan mengira penis yang kecil tidak bisa bikin istri hamil. Beberapa pria dengan penis besar bahkan belum tentu memiliki kesuburan yang berkualitas.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Pria dengan Micropenis
Namun, ada beberapa pria dengan penis yang sangat kecil atau micropenis. Secara medis, mereka yang masuk kategori ini memiliki ukuran alat kelamin saat ereksi hanya 2,8 inci (6,6 sentimeter) atau bahkan lebih pendek.
Bagaimana dengan mereka yang memiliki situasi semacam itu?
Reitano mengatakan, belum tentu pria dengan micropenis kurang subur. Walaupun begitu tetap ada beberapa kondisi yang bisa menjadi pengecualian.
Misalnya, apabila micropenis disebabkan oleh kelainan hormon selama perkembangan awal janin. Hal ini membuat bayi laki-laki tidak cukup mendapatkan testosteron.
Â
Advertisement
Secara Umum, Penis Kecil Tetap Bisa Bikin Hamil
Selain itu, ada kondisi lain yang menyebabkan kelainan pada hormon pria sehingga membuat mereka tidak subur bahkan mandul. Apabila laki-laki dengan micropenis memiliki masalah seperti kekurangan hormon pertumbuhan, dia bisa saja mengalami kondisi kesuburan yang buruk.
"Ada banyak kelainan genetik yang menyebabkan micropenis dan menyebabkan kurangnya testosteron pada trimester pertama," kata Reitano. Namun, secara umum, pria dengan micropenis tetap menghasilkan sperma normal dan tidak mengalami masalah kesuburan.
Penis yang terlalu kecil memang bisa menjadi masalah saat berhubungan intim. Misalnya untuk penetrasi atau penempatan air mani yang jauh ke dalam vagina. Namun, ada banyak cara untuk mengatasi masalah 'teknis' semacam ini.
"Kebanyakan orang akan menemukan mereka lebih suka wanita di atas, sehingga dia bisa mengendalikan posisi penis," ungkap Reitano.