Sukses

Bahagia Dimulai dari Jiwa, Bukan Didapat dari Harta Belaka

Orang Indonesia masih banyak yang mencari kebahagiaan hanya dari harta. Padahal, ketika mendapatkan itu, yang muncul malah rasa tidak puas dan keinginan untuk mendapatkan lebih

Liputan6.com, Jakarta Materi memang bisa membuat seseorang merasa senang. Meski begitu, hal ini hanya bersifat sementara dan membuat Anda hanya merasakan ketidakpuasan belaka, bukan bahagia yang sesungguhnya.

Yusa Azis, psikoterapis dari Sanggar Jiwa Bertumbuh mengatakan pada Health Liputan6.com bahwa selama ini, orang Indonesia cenderung lebih fokus pada berbagai hal yang sifatnya material. Tidak hanya bagaimana untuk mencukup kehidupan sehari-hari, tetapi juga memperoleh sesuatu yang sifatnya intelektualitas.

Namun, kita lupa berpikir tentang kesehatan jiwa diri sendiri dan menemukan kebahagiaan dalam diri kita. Padahal, bahagia adalah suatu perasaan yang harus dialami bukan sekadar dicari di luar diri.

"Dengan kata lain, orang yang mencari kebahagiaan itu memang perlu mencarinya di dalam," kata Yusa saat ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta, ditulis Rabu (1/5/2019).

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Jiwa yang Sehat Tidak Didapat dari Materi

Jiwa yang sehat sendiri bukanlah sesuatu yang bisa didapat dari materi. Yusa mengungkapkan ada banyak orang yang merasa dirinya sudah punya banyak materi, namun jiwanya tidak sehat.

"Kita menganggap kalau kita sudah pintar, dapat nilai bagus, dapat gelar, dapat posisi bagus, gaji bagus, bisa berbisnis, sudah cukup. Itu dibilang bahagia, kenyataannya tidak," kata Yusa. Dia mengungkapkan, banyak kliennya yang meski sudah memiliki bisnis bernilai triliunan rupiah, tetap saja keluarganya berantakan dan dirinya tidak bahagia.

"Jadi di mana pencariannya," kata Yusa menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Untuk Bahagia, Dekatkan dengan Jiwa

Maka dari itu, untuk menemukan kebahagiaan, dekatkan diri dengan jiwa Anda sendiri. Bukan kepada pencarian lebih banyak harta atau hal lain yang berasal dari luar diri sendiri.

"Semakin jauh dari jiwa, semakin jauh kita dari kebahagiaan itu

Yusa mengatakan, manusia tidak dilahirkan untuk susah. Apapun status dan kelas sosialnya, kodrat seseorang dilahirkan adalah untuk bahagia. "Kita tidak bisa berbicara spiritualitas ketika spiritualitas itu hanya dijadikan pelarian. Tidak ada ketenangan yang bisa dicapai dengan mencari solusinya di luar diri kita," Yusa menambahkan.

"Solusi dan jawaban kebenaran sebenarnya terletak di dalam jiwa manusia itu sendiri."