Liputan6.com, Jakarta Bagi ibu menyusui yang ingin menjalankan ibadah puasa saat Ramadan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Tidak hanya kondisi ibu tetapi juga buah hati itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Rackicioglu pada 2006 menemukan bahwa puasa Ramadan tidak mempengaruhi komposisi makronutrien air susu ibu (ASI) serta pertumbuhan bayi. Namun, kandungan mineral seperti seng, magnesium, dan kalium menurun. Sementara studi lain di 2016 menyatakan bahwa kualitas ASI menurun karena berpuasa.
Baca Juga
Meski sesungguhnya ibu menyusui boleh melakukan puasa, tetap saja ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan apabila ingin melakukan ibadah tersebut.
Advertisement
"Apabila bayi masih sangat tergantung dengan ASI, sampai enam bulan atau ASI eksklusif, harus berhati-hati," kata Juwalita Surapsari, dokter spesialis gizi klinis Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah dalam temu media di Senayan, Jakarta beberapa waktu yang lalu, ditulis Sabtu (4/5/2019).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini:
Cek Kondisi Bayi Kurang ASI
Karena itu, bagi ibu menyusui di semester satu yang ingin puasa, selalu cek kondisi kesehatan Anda beserta bayi. Beberapa pertanda yang harus diwaspadai oleh ibu adalah: jumlah ASI menurun, dehidrasi seperti buang air kecil jarang, pusing, mual dan muntah.
Sementara, tanda-tanda yang harus diperhatikan dari bayi adalah rewel saat disusui selama bulan puasa.
"Bayi akan tenang kalau dia kenyang. Jangan-jangan, jumlah ASI-nya menurun atau secara kualitas menurun sehingga bayi rewel," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.
Tidak hanya perilaku bayi, cek juga frekuensi buang air kecil buah hati Anda. Apabila terjadi pengurangan, bisa jadi ASI yang didapatkan tidak cukup.
Maka dari itu, pengaturan nutrisi bagi ibu menyusui saat berpuasa hampir sama dengan saat ibu hamil. Pada 6 bulan pertama ibu menyusui membutuhkan 330 kalori, sementara di 6 bulan kedua membutuhkan 400 kalori.
"Jadi tidak akan jauh berbeda pada saat dirinya hamil. Di sini bisa ditambah buah. Pagi bangun, minum susu makan buah, beri jeda satu jam kemudian makan lengkap, lalu diulang lagi," kata Juwalita memberikan saran.
Advertisement