Liputan6.com, Jakarta Organ intim wanita yakni vagina bisa terluka. Umumnya terjadi ketika sedang waxing atau mencabut rambut kemaluan hingga melakukan aktivitas seksual. Biasanya, wanita dengan hormon, kulit, dan kondisi tertentu lebih mungkin mengalami luka di vaginanya,
Deborah Weatherspoon, PhD, RN, CRNA, seorang perawat senior mengatakan luka vagina minor biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan ringan selama satu atau dua hari. Kondisi tersebut terutama saat buang air kecil dan mandi. Beberapa luka kecil juga sedikit berdarah dalam waktu singkat.
Baca Juga
Sedangkan, untuk luka atau robekan yang lebih parah, kata Weatherspoon, memerlukan perhatian medis, terutama yang dalam, darahnya tidak berhenti, atau tidak sembuh dengan perawatan diri yang tepat.
Advertisement
Berikut beberapa penyebab umum luka dan sobek pada vagina seperti dikutip Medical News Today
1. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual adalah penyebab umum luka di vagina. Penis, jari, atau benda lain yang dimasukkan ke dalam vagina dapat merusak jaringan halusnya. Wanita yang terluka vaginanya setelah melakukan aktivitas seksual bisa mengalami memar kecil di bagian pelvic dan rasa sakitnya bisa berlangsung selama berhari-hari.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan robekan vagina selama aktivitas seksual meliputi: menusukkan benda ke dalam vagina dengan kasar, kekeringan vagina, atrofi vulvovaginal (suatu kondisi di mana jaringan vagina menjadi lebih kering, lebih tipis, dan kurang elastis). Bisa juga karena jaringan parut vagina atau kerusakan jaringan, misalnya, dari pembedahan, terapi radiasi panggul, atau kelainan bawaan.
2. Cukur rambut kemaluan
Â
Mencukur rambut kemaluan dengan pisau cukur menjadi penyebab umum lainnya vagina luka. Waxing juga dapat menyebabkan robekan atau luka pada kulit.
Menurut sebuah penelitian di 2017, sekitar 25 persen orang melukai diri mereka sendiri ketika merawat rambut kemaluan mereka. Individu dengan masalah kulit mungkin lebih rentan terhadap luka selama pencabutan rambut.
Selain luka atau robekan yang lebih besar, semua bentuk hair removal dapat menyebabkan luka mikroskopis. Luka kecil ini masih cukup besar untuk memungkinkan kuman masuk ke dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi kulit.
Â
Advertisement
3. Persalinan pervaginam
Persalinan pervaginam dapat menyebabkan luka atau robekan yang lebih parah di dalam vagina. Menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologists, 53-79 persen wanita yang melahirkan secara laserasi mengalami luka.
Robekan dari persalinan pervaginam bisa terasa menyakitkan dan mungkin menyulitkan wanita untuk berjalan atau duduk selama beberapa hari. Luka atau robekan yang lebih parah bisa sangat menyakitkan dan bisa berdarah. Perineum, yang merupakan ruang antara anus dan vulva seseorang, juga biasanya bengkak dan sakit selama beberapa minggu.