Liputan6.com, Inggris Laporan yang diterbitkan dalam British Medical Journal 2019 menunjukkan, kurang dari separuh orang Inggris berhubungan seks sekali seminggu. Ada penurunan aktivitas seksual antara tahun 2001 dan 2012 bagi orang Inggris.
Peneliti Kaye Wellings menyampaikan, kesibukan hidup modern dianggap sebagai salah satu penyebab utama orang Inggris malas bercinta.
Advertisement
Baca Juga
Para peneliti dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine menganalisis data dari lebih dari 34.000 pria dan wanita berusia 16 hingga 44 tahun. Seluruh partisipan tecatat dalam National Survey of Sexual Attitudes and Lifestyles (Natsal) pada tahun 1991, 2001, dan 2012.
Penurunan frekuensi seks yang paling tajam berada di antara usia di atas 25 tahun. Sementara itu, proporsi orang yang menginginkan hubungan seks lebih sering meningkat.
Pria dan wanita yang punya kesehatan fisik dan mental baik melakukan hubungan seks lebih sering. Proporsi partisipan yang melaporkan tidak berhubungan seks dalam sebulan terakhir ada di kedua jenis kelamin antara tahun 1991 dan 2001 dari 28,5 persen menjadi 23 persen pada wanita. Kemudian dari 30,9 persen menjadi 26 persen pada pria.
Jumlah orang yang melaporkan berhubungan seks 10 kali atau lebih dalam sebulan terakhir meningkat antara tahun 1991 dan 2001 yakni 18,4 persen menjadi 20,6 persen pada wanita. Dari 19,9 persen menjadi 20,2 persen pada pria, dilansir dari Sky News, Kamis (9/5/2019).
Saksikan video menarik berikut ini:
Seks Seminggu Sekali
Survei terbaru menunjukkan, 41 persen pria dan wanita melakukan hubungan seks seminggu sekali atau lebih pada bulan lalu. Data menunjukkan bahwa frekuensi berhubungan seksual turun di Inggris antara Natsal-2 (2001) dan Natsal-3 (2012), menurut laporan British Medical Journal.
"Data Natsal terbaru, kurang dari setengah pria dan wanita berusia 16 hingga 44 tahun melakukan hubungan seks setidaknya sekali seminggu. Mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan yang masih lajang cenderung kurang aktif secara seksual," tulis Kaye.
Data juga menunjukkan, separuh dari wanita (50,6 persen) dan hampir dua pertiga pria (64,3 persen) lebih suka melakukan hubungan seks lebih sering, terutama mereka yang menikah atau tinggal bersama.
Dalam laporan penelitian, peneliti menambahkan kesetaraan gender sekarang dapat meluas ke bidang seksual.
"Wanita sebelumnya mungkin merasa berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan seksual pasangan terlepas dari hasrat mereka sendiri. Mereka jarang berhubungan seks," tambah Kaye.
Advertisement
Libido Turun
Penurunan libido dipengaruhi oleh banya hal di kehidupan modern. Seperti pekerjaan, kehidupan keluarga, dan minim waktu luang.
"Kehidupan di era digital jauh lebih kompleks daripada di era sebelumnya. Batas antara ruang pribadi di rumah dan dunia publik di luar menjadi kabur. Internet menawarkan ruang yang cukup luas untuk pengalihan (seks)," tutup Kaye.
Dalam tulisan tajuk rencana yang terkait penurunan aktivitas seksual, seksolog Peter Leusink dari Radboud University Medical Center di Belanda mengatakan kebutuhan seks pribadi tidak terpenuhi sepenuhnya. Ini karena sebagian besar pria dan wanita mengindikasikan, mereka tidak puas dengan frekuensi aktivitas seksual.
"Seperti yang ditunjukkan hasilnya, angka-angka ini menyembunyikan masalah seperti depresi, kesehatan fisik yang buruk, dan masalah hubungan, yang semuanya meningkat sejak tahun 1990-an," jelas Peter, dikutip dari Mail Online.