Liputan6.com, Jakarta Kolak manis terasa menyegarkan setelah seharian berbuka puasa. Meski begitu, seringkali orang dengan diabetes ragu-ragu jika ingin mengonsumsi minuman khas Ramadan ini.
Sesungguhnya, orang dengan diabetes boleh mengonsumsi kolak. Namun, tetap saja ada peraturan tidak resmi yang harus ditaati agar kadar gula darah tetap terkontrol.
Baca Juga
"Asal disesuaikan porsinya. Sebenarnya orang diabetes boleh makan apa saja asal ingat porsinya," kata Juwalita Surapsari, dokter spesialis gizi klinik dalam sebuah temu media di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Jumat (10/5/2019).
Advertisement
Sehingga, orang diabetes harus cek terlebih dahulu isi dari kolak sebelum dikonsumsi. Misalnya, apabila dalam satu porsi sudah mengandung ubi, pisang, dan kolang-kaling, jangan dikonsumsi semuanya.
"Pilih saja, mau pisang atau ubi. Jangan dua-duanya. Karena itu semuanya karbohidrat. Kalau mau pisang bagus, kolang-kaling juga seratnya tinggi boleh saja," kata Juwalita.
Â
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Kurangi Kuah Kolak
Selain itu, kuah yang mengandung santan juga lebih baik dikurangi. Ini karena dalam kuan kolak terkandung kandungan energi yang cukup besar.
Makanan manis seperti kolak untuk berbuka puasa sendiri memang boleh untuk dikonsumsi oleh siapa saja. Terutama karena kegunaannya untuk mengembalikan cadangan gula dalam tubuh.
Namun, konsumsi berlebihan juga tidak baik. Ini membuat gula darah malah melonjak. Karena itu, agar gula darah tidak melonjak saat buka puasa, makanan yang disarankan adalah buah-buahan. Salah satunya adalah kurma.
"Kurma itu termasuk salah satu yang indeks glikemiknya sedang. Kalau membicarakan buah, jangan takut gulanya tinggi. Di dalam buah ada serat," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Jakarta tersebut.
Tidak hanya kurma, Anda juga boleh membatalkan puasa dengan buah-buahan lainnya seperti pisang. "Mau pisang dicampur yogurt juga boleh," kata Juwalita.
Advertisement