Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Risiko yang Mengintai Jika Pria Lakukan Pembesaran Penis

Sebuah studi menemukan alasan untuk tidak melakukan metode pembesaran penis secara sembarangan

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, banyak metode pembesaran penis yang diklaim aman dan permanen. Meski begitu, tetap saja ada risiko yang bisa terjadi apabila prosedur yang dilakukan tidak terjamin keamanannya.

Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine melakukan penelitian pada 11 pasien berusia 21 hingga 71 yang mengalami komplikasi akibat pembesaran penis sebelum 2016. Mereka melihat setidaknya ada empat metode yang dilakukan.

"(Metode ini) sering dipromosikan sebagai operasi yang aman dengan risiko minimal," tulis para peneliti seperti dilansir dari Men's Health pada Minggu (12/5/2019). Semua strategi yang dilakukan melibatkan injeksi dan implan.

Mereka juga menemukan beberapa risiko yang kerap muncul dengan metode pembesaran yang tidak jelas antara lain gangren pada kulit penis dan pembengkakan dan kelainan bentuk penis.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini

2 dari 3 halaman

Risiko yang Mengerikan

Studi yang dilakukan oleh James Furr, Kristi Hebert, Eric Wisenbaugh, Joel Gelman ini juga memperlihatkan bahwa risiko yang paling minimal tetap terlihat sangat parah.

Mereka menunjukkan kasus seorang pasien yang mendapatkan suntikan silikon di penis dan mengalami pembengkakan skrotum yang parah. Kondisi tersebut membuat penis tertutupi dan 'terkubur' di bawah lapisan kulot.

Sementara, pasien lain melakukan suntikan pada jaringan lunak. dia mengalami infeksi yang parah sehingga salah satu testisnya harus diangkat dengan operasi.

Beberapa pasien yang dianalisis menjalani operasi untuk membetulkan penis serta memperbaiki efek samping dari kesalahan secara kosmetik. Namun, hal ini dianggap sia-sia.

 

3 dari 3 halaman

Kondisi Penis Sesungguhnya Normal

"Tidak ada yang menghasilkan penis yang benar-benar normal, seperti penampilan sebelum operasi peningkatan di awal," tulis mereka. Sehingga, prosedur semacam ini dinilai sangat berisiko.

"Kebanyakan pasien yang mencari pembesaran penis memiliki panjang dan anatomi penis yang normal," ungkap para penulis studi.

Studi sebelumnya juga menemukan hal serupa. Para pria yang ingin membesarkan penisnya secara kosmetik, sesungguhnya memiliki ukuran normal rata-rata. Namun, mereka tidak yakin dan merasa alat kelaminnya terlalu pendek.

Karena itu, para peneliti lebih merekomendasikan bantuan psikoterapis apabila pria mengalami masalah perasaan bahwa penisnya terlalu kecil.