Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi negara dengan masyarakat yang paling banyak tidak percaya bahwa perubahan iklim terjadi akibat ulah manusia. Sebuah survei yang dilakukan YouGov-Cambridge Globalism Project menemukan hal ini.
Dilansir dari New York Post pada Senin (13/5/2019), Indonesia berada di peringkat pertama dari 23 negara dengan persentase 18 persen. Sementara, posisi kedua dan ketiga ditempati Arab Saudi (16 persen) dan Amerika Serikat (13 persen). Meski begitu, tidak dijelaskan secara rinci penyebab ketidakpercayaan di dua negara tersebut.
Baca Juga
Anggapan ini jelas berlawanan dengan apa yang dipercayai para peneliti. Pakar menyebutkan bahwa penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global terbesar adalah manusia.
Advertisement
Laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa 1 juta spesies tumbuhan dan hewan akan menghadapi kepunahan karena perilaku manusia.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Sebagian Besar Warga Dunia Masih Sadar
Meski begitu, mengutip Guardian, mayoritas masyarakat dunia tahu bahwa perubahan iklim sedang terjadi. Selain itu, kebanyakan masih sadar bahwa semua atau sebagian masalah pemanasan global diakibatkan oleh tindakan manusia.
"Pengambilan suara mengonfirmasi bahwa ada sebagian besar masyarakat yang mengakui bahwa perubahan iklim sedang terjadi dan merupakan buatan manusia," kata Wendel Trio, Direktur Climate Action Network Europe.
"Warga mengharapkan pemerintah untuk bertindak dan mengurangi dampak negatif kita pada iklim. Pemerintah memiliki kewajiban untuk secara drastis mengurangi emisi dan melindungi warganya dari bencana iklim." kata Trio menambahkan.
Di sisi lain, sebagian besar masyarakat dari negara yang disurvei, mereka menyatakan bahwa kebiasaan belanja ramah lingkungan penting untuk mengurangi dampak pemanasan global.
Â
Advertisement
Perubahan Iklim adalah Kebohongan
Dalam kasus Amerika Serikat, para peneliti mengungkapkan 17 persen dari mereka yang disurvei percaya bahwa gagasan pemanasan global adalah kebohongan yang diciptakan manusia, untuk menipu masyarakat.
Kepercayaan ini makin meningkat karena pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim bahwa perubahan iklim dibuat oleh Tiongkok. 52 persen dari mereka yang termasuk dalam "sayap kanan garis keras" menegaskan bahwa pemanasan global adalah tipuan.
Sementara di Eropa, hanya kurang dari satu dalam sepuluh masyarakat di negara yang disurvei berpikir iklim tidak berubah atau tidak berubah karena aktivitas manusia. Hanya Polandia yang memiliki jumlah responden dengan perspektif tersebut yaitu 12 persen.
Selain Indonesia, Arab Saudi, dan AS, beberapa negara lain yang warganya paling tidak percaya akan anggapan perubahan iklim adalah ulah manusia lainnya adalah: Meksiko, Australia, Polandia, Jerman, Tiongkok, Perancis, dan Britania Raya.