Liputan6.com, Jakarta Prosedur ekstensi penis menjadi salah satu pilihan pria untuk membuat organ intimnya lebih besar. Sayangnya, cara ini tidak efektif dan berisiko. Banyak pria yang terluka secara fisik atau psikologis.
Para ahli melakukan penelitian dan menemukan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan prosedur itu benar-benar berhasil. Dari bukti yang ada, peneliti menyimpulkan prosedur ekstensi penis memiliki risiko komplikasi yang tinggi, termasuk mati rasa permanen. Dan sebagian besar pria yang menjalani ekstensi penis tidak puas dengan hasilnya.
Baca Juga
"Temuan hasil pengobatan secara keseluruhan adalah buruk, dengan tingkat kepuasan yang rendah dan risiko komplikasi begitbbesar, termasuk kelainan bentuk penis, pemendekan, dan disfungsi ereksi," kata para penulis seperti dikutip TheGuardian.
Advertisement
Temuan ini diuraikan dalam jurnal Sexual Medicine Reviews oleh Gordon Muir, ahli urologi di rumah sakit King's College di London, dan para peneliti di Institute of Psychiatry, Psychology and Neuroscience di King's College London.
Â
Ditinjau dari 17 studi terdahulu
Para peneliti meninjau 17 studi sebelumnya dengan menilai 21 jenis prosedur, baik bedah dan non-bedah, yang dilakukan pada 1.192 pria, di Inggris dan di luar negeri.
"Sebagian besar pria yang ingin penis mereka dibuat lebih panjang memiliki penis dengan panjang yang benar-benar normal, tetapi mereka sering merasa bahwa penis mereka terlalu kecil," kata Muir.
Prosedur yang umum dilakukan, lanjut Muir, menyuntikkan pengisi kulit ke dalam penis dan operasi yang disebut sayatan suspensory ligament, di mana ahli bedah membuat luka di atas penis dan membagi ligamen yang mengikatnya.
Sebagian besar prosedur tersebut dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan swasta. Sedangkan NHS hanya melakukannya untuk alasan klinis dan bukan kosmetik, seperti memperbaiki tubuh yang terkena trauma.
Operasi ekstensi penis biasanya sesederhana memperbaiki hernia, dengan harga sekitar £3.000 di NHS. Tetapi beberapa klinik memasang harga sekitar £40.000 untuk prosedur tersebut.
Sejumlah pria yang melakukan ekstensi penis diketahui mengalami gangguan dysmorphic tubuh atau gangguan disfungsi penis, sehingga merasa tidak puas dengan penampilan mereka.
Advertisement