Sukses

Menyayangi Pasangan Jangan Kalah Besar dari Anak

Kala sudah menjadi orangtua, jangan lupakan untuk mencintai dan menyayangi pasangan.

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran anak dalam kehidupan rumah tangga bisa membuat romantisme pasangan suami istri berubah. Bahkan, rasa sayang orangtua ke anak bisa melebihi sayang ke pasangan. Seperti mengerjakan tugas sekolah anaknya hingga larut malam atau rela menempuh puluhan kilometer demi mengirimkan bekal makan yang ketinggalan.

Namun, kala sudah menjadi orangtua, jangan lupakan untuk mencintai dan menyayangi pasangan. Kenapa?

Salah satu alasan besarnya kenapa Anda juga tidak boleh lupa menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada pasangan adalah demi anak.

Penelitian menunjukkan orangtua yang saling mencintai akan membuat anak lebih bahagia dibanding anak yang tinggal di lingkungan yang kurang kasih sayang. Anak akan mendapatkan contoh panutan dari orang tua bagaimana cara untuk mengasihi satu sama lain seperti dikutip Time.

Fakta lainnya, survei pada 2014 terhadap 40.000 rumah tangga di Inggris mengungkapkan bahwa remaja bahagia jika ibunya bahagia dengan hubungannya bersama pasangannya. Sementara, remaja yang hidup dari pasangan yang bercerai lebih merasa kurang bahagia.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Suatu Saat Anak Akan Temukan Kehidupannya

Paw Research melakukan survei kepada anak muda mengenai mana yang lebih penting antara anak atau pernikahan yang harmonis. Yang memilih anak, ternyata menang dengan selisih 3 kali lipat ketimbang survei pada tahun 1997.

Mempertaruhkan waktu Anda untuk menjaga anak merupakan investasi jangka pendek. Anak akan beranjak dewasa dan mencoba memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Anak akan menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan hidup mereka masing-masing. Ketika tugas sebagai orangtua telah selesai, maka akan kembali hanya dengan pasanganmu untuk melanjutkan hidup.

Ahli Gerontologi, Karl Pillmer melakukan wawancara terhadap 700 pasangan untuk bukunya yang berjudul 30 Lesson for Loving, menjelaskan tanda bahaya ketika pasangan memasuki usia 50 - 55 tahun.

"Sungguh mengejutkan ketika hanya sedikit dari para pasanga itu ingat punya waktu bersama pasangannya," kata Pillmer.

Lalu, banyak yang baru sadar pada umur 50-an bahwa selama ini mereka disibukan dengan urusan kantor dan anak sehingga mereka mengorbankan quality time dengan pasangan.

Penulis: Disha Naftali