Liputan6.com, Jakarta Bos Alibaba Jack Ma mengemukakan teori bercinta 6 hari 6 kali dan dalam durasi lama. Teori yang dikenal dengan 669 disampaikan Jack Ma saat sesi pernikahan perusahaan.
Lama waktu sesi bercinta itu demi kebahagiaan rumah tangga sekaligus mendorong karyawan menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan rumah tanggal, menurut Jack Ma. Lantas efektifkah bercinta sesuai teori 669?
Advertisement
Baca Juga
Berbeda dengan pendapat Jack Ma, sebuah penelitian dari Kinsey Institute terkait Sex, Reproduction and Gender menemukan, seberapa banyak pasangan secara normal berhubungan seks. Menurut penelitian, orang yang berusia antara 18 dan 29 tahun melakukan hubungan seks terbanyak, yaitu rata-rata 112 sesi seks per tahun (setara dengan dua kali seminggu).
Bagi pasangan usia 30-39 tahun, berhubungan seks sekitar 86 kali per tahun, yang rata-rata 1,6 kali seminggu. Pada usia 40-49 tahun, pasangan berhubungan seks hanya 69 kali per tahun, dilansir dari Cambridgeshire Live, Rabu (22/5/2019).
Namun, jumlah sesi berhubungan seks yang semakin menurun bisa terjadi karena beban keluarga, tekanan, dan kekhawatiran sehari-hari. Peningkatan masalah kesehatan juga memainkan peran dalam memengaruhi libido, tulis peneliti Justin Lehmille.
Durasi yang dihabiskan sebanyak 5,4 menit, menurut peneliti Brendan Zietsch dari University of Queensland. Brendan meneliti 500 pasangan. Studi ini menemukan, waktu seksi bercinta berlangsung antara 33 detik dan 44 menit, dengan waktu rata-rata 5,4 menit.
Saksikan video menarik berikut ini:
Pria gemuk lebih bertahan lama
Rata-rata waktu bercinta sebanyak dua kali seminggu bisa berpengaruh secara biologis. Jika pasangan melakukan hubungan intim setidaknya dua kali seminggu, pembuahan kemungkinan terjadi setidaknya sekali selama enam hari sebulan ketika seorang wanita subur.
Oleh karena itu, pasangan akan lebih cenderung untuk bereproduksi daripada pasangan lain yang jarang berhubungan seks. Mereka mungkin lebih cenderung memiliki anak.
Selain durasi seks, ada juga studi dari para peneliti di Universitas Erciyes, Turki menemukan bahwa pria yang kelebihan berat badan bertahan lebih lama di ranjang.
Jurnal berjudul "Insight on pathogenesis of lifelong premature ejaculation: inverse relationship between lifelong premature ejaculation and obesity," menunjukkan korelasi antara kelebihan berat badan dan stamina.
Pria yang lebih besar dengan lebih banyak lemak perut dan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi dapat bertahan rata-rata 7,3 menit di tempat tidur, dilansir dari Medical Xpress.
Advertisement
Terlalu banyak seks
Terapis seks Ian Kerner berpendapat bahwa sekali atau dua kali seminggu menghasilkan kehidupan seks yang sehat. Namun, terlalu banyak seks (lebih dari tiga kali seminggu) bisa menjadi tidak nyaman. Apalagi jika pasangan sering melakukannya dan satu orang menikmatinya lebih dari yang lain.
Dalam hal ini orang lain melihat seks sebagai tugas atau kewajiban daripada sesuatu yang harus dinikmati. Hal itu menjadi beban berat bagi yang alami.
Mengenai efek psikologis terlalu banyak seks, konsultan psikolog Oni Fagboungbe cenderung berdampak negatif pada tubuh.
"Individu memiliki ambang persepsi, yakni tingkat kinerja akan optimal. Dan itu bervariasi tiap orang. Jadi, itu menjadi berbahaya ketika Anda melampaui batas fisiologis," ujar Oni, dikutip dari Punch.
Ia menyarankan agar orang tidak melampaui ambang batas tubuh demi menghindari efek dari terlalu banyak seks.