Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan bahwa salah satu cara termudah untuk mencegah penurunan kognitif seperti demensia adalah dengan beraktivitas fisik seperti jalan kaki.
Dalam panduan terbaru WHO, berhenti merokok, diet yang sehat, serta menghindari penggunaan alkohol yang berbahaya juga menjadi beberapa cara untuk mengurangi risiko demensia.
Baca Juga
Meski begitu, dilansir dari Huffington Post pada Kamis (23/5/2019), pakar dari WHO, Neerja Chowdhary mengatakan bahwa penelitian yang mereka lakukan tidak melakukan studi pada beberapa kebiasaan.
Advertisement
Beberapa aktivitas yang tidak dimasukkan dalam rekomendasi misalnya mengisap ganja dan faktor lingkungan. Meskipun, ada beberapa bukti kaitan antara polusi dan tidur yang buruk dengan penurunan kognitif.
Chowdhary juga menambahkan bahwa vitamin dan suplemen tidaklah berguna. Bahkan, ini bisa berbahaya apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Â
Simak juga Video Menarik Berikut Ini:
Risiko Demensia Bisa Dihindari
Asisten Direktur Jenderal WHO, Ren Minghui menuliskan dalam laporan tersebut bahwa meski tidak ada pengobatan kuratif untuk demensia, manajemen dari faktor risiko bisa menunda atau memperlambat berkembangnya penyakit.
"Banyak faktor risiko demensia yang sama dengan penyakit tidak menular lainnya, rekomendasi yang utama bisa diintegrasikan secara efektif ke dalam program penghentian tembakau, pengurangan risiko penyakit jantung, dan nutrisi," kata Ren.
Mereka menambahkan, meskipun usia adalah faktor risiko dari penurunan kognitif, demensia bukanlah sesuatu yang alami atau tidak terhindarkan dari penuaan.
"Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara perkembangan gangguan kognitif dan demensia dengan pencapaian pendidikan dan faktor risiko terkait gaya hidup seperti aktivitas fisik, penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat, dan penggunaan alkohol yang berbahaya," tulis laporan tersebut.
Karena itu, risiko penyakit neurodegeneratif bukanlah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
"Tidak ada kata terlambat atau terlalu cepat untuk memasukkan kebiasaan yang sehat," kata Maria C. Carrillo dari Alzheimer’s Association di Amerika Serikat.
Advertisement