Liputan6.com, Jakarta Kehilangan kesadaran atau pingsan mungkin pernah dialami oleh sebagian dari kita. Berbagai pemicunya beragam seperti melihat darah, berada di keramaian atau kepanasan saat upacara. Reaksi ini dalam dunia medis disebut dengan vasovagal syncope atau neurocardiogenic syncope.
Dokter spesialis jantung yang juga Direktur NYU Langone Heart Rhythm Center, Amerika Serikat, Larry A. Chinitz, mengatakan bahwa pingsan karena kondisi yang tidak nyaman mungkin menyulitkan dan tampak membahayakan. Namun, vasovagal syncope ini bukanlah kondisi medis yang berbahaya.Â
Baca Juga
Chinitz mengatakan bahwa tubuh merespons stimulus tertentu dengan memperlambat aktivitas tubuh. Hal ini dinamakan dengan refleks Bezold-Jarisch. Setiap orang memiliki hal tersebut tapi efeknya berbeda-beda.
Advertisement
Menurut Mayo Clinic, ada beberapa kejadian yang memicu hal tersebut. Tak cuma melihat darah atau kepanasan saat upacara, Chinitz pun menambahkan bahwa rasa sakit, sembelit atau overeating juga bisa menyebabkan pingsan.
Selanjutnya tubuh akan merespons hal tersebut dengan memperlambat aktivitas tubuh. Detak jantung dan tekanan darah akan menurun.Â
"Tekanan darah atau detak jantung menurun drastis bisa menyebabkan seseorang pingsan," kata dokter Chinitz, seperti dikutip dari Health, Sabtu (25/5/2019).
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Umumnya, Tidak Ada Hubungan dengan Penyakit Jantung
Chinitz mengatakan bahwa hingga saat ini belum diketahui alasan refleks yang berbeda-beda ketika mengalami Bezold-Jarisch. Bagi orang yang pingsan ketika mengalami itu tentu tidak menyenangkan. Walau secara umum ini bukan merupakan tanda penyakit atau kondisi serius.Â
"Ini adalah gejala biasa. Tidak terkait dengan masalah jantung lainnya," kata Chinitz.
Namun, bisa saja pingsan jadi tanda penyakit tertentu. Jika mengalami pingsan dengan frekuensi yang sering, sampaikan ini ke dokter. Dokter juga mungkin akan melakukan tes seperti elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa detak jantung Anda atau tes darah untuk memeriksa apakah Anda mengalami anemia.Â
Â
Penulis: Khairuni Cesario
Advertisement