Liputan6.com, Jakarta Pasangan suami istri (pasutri) di Taiwan menghadapi masalah kesuburan. Bukan sulit memiliki anak, namun sang suami dianggap memiliki sperma yang terlalu kuat sehingga sulit berhenti punya anak.
Mengutip Nine.com.au pada Minggu (26/5/2019), pasutri ini sudah memiliki tiga anak sebelumnya. Mereka memutuskan tidak ingin punya anak keempat.
Baca Juga
Sang suami akhirnya menjalani tiga prosedur vasektomi setelah anak ketiganya lahir pada dua tahun yang lalu.
Advertisement
Namun, dalam sebuah curhatan di Facebook pribadinya, sang istri mengungkapkan bahwa istrinya hamil meski suaminya sudah melakukan prosedur vasektomi dan dianggap steril.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Sperma yang Sangat Kuat
Ketika memeriksakan diri, ginekolog meminta keduanya untuk pergi ke ahli urologi. Jawaban dokter ternyata membuat sang istri terkejut.
"Dokter mengatakan bahwa sperma suami saya terlalu kuat dan saya sangat subur, ini merupakan kombinasi ideal bagi banyak pasangan yang tidak memiliki anak," kata perempuan yang tidak disebutkan namanya itu dalam media sosialnya.
Dokter juga menambahkan bahwa meski jumlah sperma suaminya rendah, tetapi mereka sangatlah lincah dan tangguh. Kondisi itulah yang membuatnya sangat subur meski sudah melakukan vasektomi.
Karena keduanya tidak ingin punya anak lagi dan tidak mampu secara sarana prasarana, mereka harus menghadapi keputusan yang sulit.
"Saya tidak mampu membesarkan anak keempat dan saya tidak ingin anak itu menderita bersama kami," kata wanita yang memutuskan untuk mengambil jalan dengan pil aborsi itu.
Advertisement
Beberapa Kemungkinan Penyebab
Mengutip AsiaOne, ahli urologi di Singapura mengatakan bahwa kasus semacam ini bisa namun jarang terjadi. Setidaknya, prosedur vasektomi yang dilakukan oleh profesional bisa mencegah sekitar 99 persen kehamilan.
"Kasus ini tidak biasa karena dugaan hubungan seksual normal tanpa kehamilan selama dua tahun setelah vasektomi sebelum kehamilan mendadak," kata Dr. Sim Hong Gee. Meski begitu memang ada beberapa penyebab kegagalan vasektomi yang umum terjadi.
Beberapa di antaranya seperti ejakulasi sperma yang tidak lengkap tiga sampai enam bulan setelah prosedur, tersambungnya kembali ujung yang terpotong dari tabung vasektomi, kegagalan identifikasi dan mengikat tabung yang benar, terutama pada pria dengan operasi skrotum atau infeksi parah di daerah tersebut.
Sim mengatakan, pasien mungkin tidak kembali ke dokter untuk mengonfirmasi adanya sperma motil setelah operasi. Hal ini meningkatkan kemungkinan penundaan kehamilan yang tidak diinginkan.