Sukses

Catat, 2 Waktu Paling Rawan Kecelakaan saat Mudik Lebaran

Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan kecelakaan terbanyak dialami pengendara di dua waktu ini

Liputan6.com, Jakarta Setidaknya, ada dua waktu yang harus diwaspadai oleh para pemudik untuk menghindari kecelakaan akibat mengantuk.

Evaluasi Mudik Lebaran 2018 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, dua waktu itu adalah pukul 09.00 sampai 12.00 dan pukul 12.00 hingga 15.00. Jam-jam tersebut adalah saat di mana para pemudik umumnya mengalami kecelakaan akibat kelelahan atau mengantuk.

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan bahwa dari pukul 09.00 sampai 12.00 biasanya pengendara merasa lelah akibat persiapan mudik di malam hari.

"Malam kadang tidur sudah tidak begitu baik," kata Nila di stasiun Gambir, Jakarta, ditulis Rabu (29/5/2019).

Biasanya, beberapa saat sebelum berangkat, semua orang sibuk mempersiapkan berbagai masalah teknis sebelum mudik. Misalnya ayah fokus pada persiapan mesin kendaraan dan ibu yang menyiapkan perbekalan untuk perjalanan.

"Biasanya habis sahur atau salat subuh kan berangkat, ternyata memang betul kira-kira jam 09.00 atau 12.00, kecelakaan tinggi karena kita sedang ngantuk-ngantuknya," kata Nila.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Sepeda Motor di Jalur Non-Mudik Paling Rawan Kecelakaan

Sementara di siang hingga sore hari, Nila mengatakan hal itu kemungkinan dikarenakan waktu tempuh yang dihabiskan oleh pemudik sudah cukup panjang. Inilah yang menyebabkan seseorang akan merasa kelelahan, apalagi mendekati waktu Maghrib dan buka puasa.

Data Kemenkes menemukan bahwa kejadian kecelakaan tertinggi biasanya ditemukan H-6 Lebaran. Namun, kasusnya biasanya menurun hingga H+7.

Untuk jenis kendaraan yang paling rentan dan paling banyak mengalami kecelakaan adalah sepeda motor dengan kelompok usia paling berisiko adalah 15 hingga 19 tahun. Sementara, untuk jalur yang paling rawan kebanyakan malah berada di jalur non-mudik.

Vlogger otomotif Fitra Eri merekomendasikan pemudik untuk melakukan perjalanan di waktu mereka biasa melakukan aktivitas. Ini merupakan salah satu cara dalam menghindari kantuk.

"Kalau misalnya terpaksa bepergian malam, biasakan terbangun di waktu kita mau berangkat," kata Fitra dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, apabila tidak ada supir pengganti, beristirahatlah di area istirahat setelah tiga sampai empat jam menyetir.

Yang terpenting, apabila Anda lelah, beristirahatlah di area istirahat serta jangan ragu memeriksakan diri di pos kesehatan yang tersedia.