Sukses

Bakteri Ini Sebabkan 300-an Orang di Kapuas Keracunan Makanan

Usai berbuka puasa bersama, ratusan orang di Kapuas mengalami keracunan makanan.

Liputan6.com, Kapuas Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Raison mengungkapkan penyebab ratusan orang di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak mengalami keracunan makanan usai berbuka puasa beberapa waktu lalu. Setelah diteliti, ada beberapa makanan yang positif mengandung bakteri salmonella dan kokus.

Hal ini diketahui setelah tim setempat melakukan pengujian terhadap makanan yang disajikan. Yakni dengan mengambil sampel makanan nasi, kurma, telur, sambal merah dan kue roti gepeng.

"Dari hasil pemeriksaan di BTKL Banjar Baru dan BPOM di Palangka Raya, yang kami dapatkan sementara dari semua sampel positif mengandung bakteri salmonella dan untuk telur sambal merah positif bakteri kokus," kata Raison seperti mengutip Antara, Rabu (29/5/2019).

Kemungkinan, kata Raison, proses pembuatan atau penyimpanan masakan kurang higienis. Sehingga, membuat kedua bakteri tersebut hadir yang kemudian menyebabkan 308 orang mengeluhkan gejala keracunan makanan seperti mual-mual, buang air besar (BAB), pusing dan disertai dengan demam.

Saksikan juga video menarik berikut

2 dari 2 halaman

Masih Ada Korban di ICU

Dirut RSUD Kapuas dr Agus Waluyo menambahkan, hari ini sudah memasuki hari keenam kejadian luar biasa (KLB) tepatnya pada pukul 09.00 WIB, bahwa jumlah kunjungan korban akibat keracunan makanan ini berjumlah 308.

"Namun setelah kita cek secara cermat, ternyata ada yang sudah pulang. Jadi jumlah pasiennya total 291, kenapa ada perbedaan ini?, ada selisih 1, ternyata yang 17 ini sudah dipulangkan karena masih ada gejala-gejala yang sebenarnya gejala itu sudah tidak mengkhawatirkan lagi dan bisa dirawat jalan, cuma karena ada kekhawatiran akhirnya pasien ada yang kembali lagi," kata Agus.

"Jadi jumlahnya saat itu ada 308, jumlah hasilnya sendiri adalah 291 sampai jam 09.00 WIB tadi. Sedangkan pasien yang masih dirawat berjumlah 11 pasien terdiri dari 4 pasien anak-anak dan 7 pasien orang dewasa," terangnya.

Dari 7 pasien itu, lanjut Agus, masih ada satu pasien yang masih dalam perawatan di ICU atau perawatan intensif yang sebelumnya dua orang tinggal satu orang.

"Tetapi kondisi pasien tersebut saat ini sudah cukup membaik dan sudah bisa berkomunikasi serta kesehatannya mulai membaik, hanya saja perlu perawatan secara intensif.Mudah-mudahan hari ini bisa dirawat di ruangan yang biasa," katanya.

 

  • Keracunan makanan merupakan salah satu gangguan kesehatan yang cukup sering terjadi di Indonesia. Kendati tidak ada data pasti

    Keracunan makanan