Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Teknik Membesarkan Penis Ini Malah Bikin Disfungsi Ereksi

Teknik membesarkan penis bernama jelqing malah membahayakan.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu teknik memperbesar alat kelamin pria penis (Mr P), jelqing, rupanya malah merugikan. Teknik satu ini bisa merusak penis dalam jangka panjang.

Teknik jelqing diklaim membantu membesarkan penis. Caranya dengan meregangkan berulang kali saat setengah ereksi. Proses ini dilakukan selama periode waktu yang lama dan diperkirakan setiap regangan membuat sobekan pada jaringan penis, memungkinkan jaringan parut untuk mengisi ruang, sehingga pada akhirnya membuatnya terlihat lebih besar.

Beberapa orang mengklaim telah mendapatkan hasil yang diinginkan dengan jelqing. Namun dua ahli medis memperingatkan kemungkinan teknik memperbesar penis dengan cara meregangkan banyak kerusakan daripada kebaikan dalam jangka panjang.

"Gerakan traumatis yang berulang dapat diterjemahkan menjadi jaringan parut, tetapi kemudian dapat diterjemahkan menjadi Penyakit Peyronie, di mana Anda membentuk plak, yang dapat dikaitkan dengan disfungsi ereksi dan sakit," kata Dr Jamin Brahmbhatt, seorang ahli urologi bersertifikat di Orlando Health seperti dikutip Mirror, Jumat (31/5/2019).

Menurutnya, bekas luka bisa membuat penis melengkung, menyebabkan ereksi dan penetrasi menjadi sulit. "Ini buang-buang waktu saja," lanjutnya.

"Ini bisa sangat menyakitkan, dan kadang-kadang jaringan parut hilang dalam hitungan bulan bahkan tahun," kata Jamin.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Keuntungan Jelqing

Dr Premal Patel, seorang ahli urologi di University of Miami, Amerika Serikat mengajak para pria tidak perlu khawatir dengan ukuran penis.  setuju dan mengajak setiap pria yang khawatir dengan ukuran penisnya untuk berbicara dengan seorang profesional medis, karena tidak ada dasar ilmiah untuk jelqing dan itu bisa sangat berbahaya.

"Tidak ada basis ilmiah akan teknik ini, dan teknik ini sangat berbahaya," kata Patel. 

 

 

Â