Sukses

Naik Turun Kondisi Ani Yudhoyono 4 Bulan Dirawat di NUH Singapura

Sempat menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Ani Yudhoyono dirujuk ke NUH Singapura yang dikenal maju dalam penanganan kasus sel darah.

Liputan6.com, Jakarta Setelah berjuang melawan kanker darah, Ani Yudhoyono mengembuskan napas terakhir di ruang Intensive Care Unit (ICU) National University Hospital (NUH) pada 1 Juni 2019 pukul 11.50 waktu Singapura. Kepergian Ani untuk selama-lamanya didampingi sang suami tercinta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), para putra, menantu, serta cucu.

Ani Yudhoyono menjalani perawatan di NUH sekitar empat bulan, terhitung sejak 2 Februari 2019. Pemilihan rumah sakit ini berdasarkan rujukan tim dokter keprisidenan yang sempat mengecek kesehatannya di RSPAD Gatot Subroto. NUH Singapura dikenal cukup maju menangani terkait kasus-kasus sel darah. 

Usai Ani masuk NUH, tim dokter langsung melakukan berbagai pemeriksaan secara berlapis. Sekitar lima hari setelah tanggal 2 Februari 2019 baru diketahui penyakit yang mendera putri Sarwo Edhie Wibowo ini.

"Baru pada tanggal 7 Februari kami mendapat kabar bahwa memang ada kanker darah yang diderita Ibu Ani," kata Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) via Skpe kepada Liputan6.com pada Kamis siang, 14 Februari 2019.

Pemeriksaan kesehatan Ani terus dilakukan. Kabar kurang baik diketahui pada 11 Februari 2019 hasil tes menunjukkan kanker darah cukup agresif di dalam tubuh putri pasangan Sarwo Edhie Wibowo dan Sri Sunarti Hadiyah ini.

"Sehingga, Ibu Ani harus menjalani perawatan yang intensif," kata AHY lagi.

 

2 dari 3 halaman

Perawatan Intensif

Saat menjalani perawatan di Singapura, SBY dengan setia mendampingi istri yang dinikahinya sejak 43 tahun lalu ini. Tak ketinggalan, para anak, menantu, serta cucu bergantian menjaga Memo, panggilan sayang keluarga untuk Ani.

Mengingat kondisi Ani yang harus steril dari paparan virus dan bakteri, anggota keluarga yang mendampingi pun harus dalam kondisi fit. AHY, Ibas, Annisa, dan Aliya yang menjaga Ani kerap terlihat memakai masker agar tidak menularkan penyakit ke Memo.

"Karena dalam kondisi Ibu yang masih belum sembuh stabil benar, membutuhkan daya tahan yang baik untuk bisa mengonsumsi obat-obat yang terkategori keras. Ini obat untuk melawan kanker," kata AHY.

 

Selama di NUH, Ani harus lebih banyak berada di dalam kamar. Sesekali keluar kamar, untuk berolahraga seperti jalan kaki di sekitar lorong-lorong rumah sakit. Seperti yang terlihat pada postingannya 2 Maret 2019 ia berjalan menyusuri lorong bersama ditemani SBY sambil mengenakan masker.

Setelah tiga bulan tidak bisa menghirup udara segar, akhirnya pada pertengahan Mei, Ani bisa berjalan-jalan keluar ruangan rumah sakit. Hembusan angin, birunya langit, hijaunya daun menyegarkan Ani yang berjalan-jalan menggunakan kursi roda. Dan, pasti selalu ada SBY ditemani Annisa.

 

3 dari 3 halaman

Kondisi Menurun, Masuk ICU

Setelah terlihat agak segar pada pertengahan Mei, pada Rabu, 29 Mei 2019, kondisi Ani menurun. Tim dokter di NUH memindahkan Ani ke ruang Intensive Care Unit (ICU).

"Tindakan itu diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi penurunan kesehatan Ibu Ani yang masih belum stabil," kata AHY dalam rilis yang diterima Liputan6.com Kamis, 30 Mei 2019.

Setelah tiga hari di ICU, kondisi Ani masih belum stabil. Staf pribadi SBY, Ossy Dermawan, menyampaikan bahwa SBY dan keluarga memohon doa dan dukungan untuk Ani.

Dokter kepresidenan, Terawan Agus Putranto, juga mengatakan bahwa sebelum meninggal dunia, Ani Yudhoyono sempat mengalami gagal napas.

"Kemarin membaik namun karena tiba-tiba beliau mengalami kemunduran, memang itu dari perjalanan penyakitnya," kata Terawan kepada awak media di Singapura pada Sabtu (1/6/2019).

"Kondisinya tidak sadar karena waktu itu ditidurkan karena mengalami gagal napas, sehingga beliau memakai respirator sehingga mau tidak mau harus ditidurkan," Terawan menjelaskan.

Kini, sang Ibu Negara keenam Republik Indonesia itu sudah berpulang ke rahmat Tuhan. Selamat jalan, Ani Yudhoyono....

Video Terkini