Liputan6.com, Jakarta Ketika Ani Yudhoyono pertama kali mendengar diagnosis kanker darah, ia menerima dengan lapang dada. Tidak ada rasa protes ataupun menyalahkan siapa pun atas penyakit yang dideritanya.
"Saat mendengar pertama kali didiagnosis kanker darah, Ibu Ani bilang, 'Saya pasrah, tapi saya tidak akan pernah menyerah. Saya tidak pernah menyalahkan siapapun atas sakit yang diderita ini,' ucap putra sulung Ani, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam sambutannya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Rasa pantang menyerah Ani Yudhoyono terlihat dari sikapnya. Selama menjalani perawatan di National University Hospital Singapura, Ibu Negara ke-6 ini tidak pernah berkeluh kesah.
"Ibu Ani rajin dan teliti menulis setiap pengobatan, perawatan, dan saran dokter yang dijalaninya. Tidak ada keluh kesah yang terlihat," lanjut AHY sembari terisak.
Di tengah perjuangan melawan kanker, Ani merenung sudah terlalu banyak diberikan kemuliaan (barokah) oleh Allah SWT. Pertama, ia adalah anak Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo.
Kedua, ia menikah dan menjadi istri prajurit sekaligus ibu negara selama dua periode (2004-2014) dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau sekarang Allah SWT memberi ujian penyakit ini, saya tidak boleh mengeluh dan berjuang melawan kanker darah," ucap AHY menyampaikan ungkapan hati almarhumah Ani Yudhoyono, ibunda tercinta.
Simak video menarik berikut ini:
Selamat Jalan, Memo
AHY juga menuturkan, kepergian Ani Yudhoyono sangat mengejutkan. Ini karena dua minggu sebelum masa kritis, sang ibu telah menunjukkan kondisi tubuh membaik.
"Saat itu, kami sekeluarga optimistis untuk kesembuhan Ibu Ani. Namun, Tuhan berkehendak lain. Ibu Ani dipanggil oleh Sang Khalik pada Sabtu 1 Juni 2019 dalam usia 66 tahun," ujar AHY.
Di akhir sambutan, AHY mengucapkan, kalimat yang penuh haru.
"Selamat jalan Memo, we love you and we will forever miss you," tutupnya.
Advertisement