Liputan6.com, Jakarta Heather Bankos (31) seorang ibu tiga anak ini mendonorkan rahim miliknya untuk seorang wanita. Kehidupannya yang lebih bermakna sejak menjadi seorang ibu, membuat Bankos tergerak hatinya memberikan rahim kepada wanita yang memiliki masalah atau lahir tanpa rahim.
Sehari-hari, Bankos bekerja sebagai perawat di neonatal intensive care unit (NICU). Bankos paham apa artinya kehilangan anak. Dia sering melihat orangtua yang harus kehilangan anaknya walau sudah dirawat di NICU.
Baca Juga
"Saat itu, jika saya mulai berpikir soal mendonorkan rahim," tutur Bankos dalam sebuah tulisan di Time, dilansir Selasa (4/6/2019).
Advertisement
Suatu hari, Desember 2017, ia membaca sebuah artikel mengenai bayi yang lahir dari ibu yang menjalankan program donor rahim di Baylor University Medical Center, Dallas, Amerika Serikat. Keinginannya untuk mendonorkan rahim kembali muncul saat itu. Ia pun bertanya kepada sang suami.
"Itu hal gila, tapi aku akan mendukungmu," begitu kata suami wanita asal Pennsylvania ini. Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Menghubungi Baylor
Bankos kemudian menghubung Baylor. Pada April 2018, Baylor meneleponnya. Lalu, di September tahun yang sama Baylor menanyakan apakah dirinya bersedia menjalani pre-skrining. Seperti MRI, CT Scan, X-ray, EKG hingga tes psikologis.
"Saat itu saya tidak mempertanyakan keputusan yang saya buat. Yang saya tahu, saya ingin membantu wanita lain," tuturnya.
Lalu, pada Februari ini, Baylor menghubungi bahwa ada satu perempuan yang nampaknya cocok menerima rahimnya. "Saya sungguh terkejut dan tak sabar bisa melakukan sesuatu untuk orang lain."
Bankos kemudian menjalani operasi 11 jam untuk mengangkat rahimnya menggunan surgical robot. Saluran tuba dan rahimnya diambil, tapi indung telur tetap ada. Sehingga, dirinya tidak akan memiliki masalah hormonal seperti menopause dini.
"Sesudah itu, saya keluar dari pemulihan dengan baik, tetapi malam itu saya mengalami kesulitan. Beberapa hari kemudian, saya merasakan sakit yang luar biasa. Saya menjalani CT Scan untuk untuk memastikan semuanya baik-baik saja, dan aku baik-baik saja," kata Bankos.
Dokter memintanya untuk istirahat selama 12 pekan. Kondisinya pun makin normal.Bankos merasa senang dan bangga, bisa menjadi bagian turut membuat wanita lain bahagia.
"Tujuan saya membantu seseorang, apakah saya kenal maupun tidak," tuturnya.
Menurut pihak Baylor, wanita yang mendapatkan rahim Bankos kini kondisinya baik. Rahim milik Bankos bisa berfungsi seperti yang diprediksi tim dokter.
Advertisement