Liputan6.com, Jakarta Pemilik hewan peliharaan rupanya bisa menularkan stres mereka pada hewan kesayangan tersebut. Hal itu setidaknya berlaku bagi pemilik anjing.
Sebuah studi yang dipulikasikan dalam Scientific Reports mengungkap, pemilik anjing yang mengalami stres panjang bisa membuat hewan peliharaan tersebut ikut merasakannya.
Baca Juga
Para peneliti Swedia meneliti 58 orang yang memelihara anjing jenis border collie atau anjing gembala Shetland. Mereka meneliti rambut sang majikan serta hewan peliharaannya, mencari jejak hormon kortisol yang dilepaskan dalam aliran darah dan diserap oleh folikel rambut sebagai respons stres.
Advertisement
Kondisi seperti depresi, kelelahan akibat aktivitas fisik berlebih, serta pengangguran hanyalah beberapa pemicu stres yang bisa berpengaruh pada jumlah kortisol yang ditemukan di rambut. Lina Roth dari Linkoping University Swedia mengungkap hal tersebut.
Roth dan timnya menemukan bahwa pola kadar kortisol pada rambut para pemilik anjing tampak serupa dengan yang ditemukan pada anjing mereka selama musim dingin maupun panas. Hal itu menunjukkan kadar stres mereka ternyata bersinkroni.
Â
Ditularkan oleh pemilik
Roth berkesimpulan, pemilik hewanlah yang menularkan stres tersebut, bukan sebaliknya. Ini karena beberapa kepribadian manusia dapat memengaruhi kadar kortisol hewan peliharaan.
Hingga saat ini para peneliti belum menemukan penyebab keterkaitan stres antara pemilik anjing dengan anjingnya. Namun, hal itu bisa jadi karena hubungan erat yang terjalin di antara mereka.
Ikatan antara pemilik dan anjing peliharaannya selama masa pelatihan kemungkinan meningkatkan ikatan emosional pada hewan tersebut. Pada akhirnya keterikatan emosional itu yang memicu sinkronisasi kadar stres mereka.
Advertisement
Penelitian lanjutan
Kedekatan hubungan antara pemilik anjing dan anjingnya tersebut juga diakui oleh direktur peneliti perilaku hewan Alicia Buttner.
"Bukti-bukti baru mulai bermunculan, menunjukkan bahwa pemilik dan anjing mereka memiliki ikatan yang luar biasa, menyerupai hubungan antara orangtua dan anak," ujarnya, melansir laman New York Post.
Namun, kadar stres seseorang maupun hewan peliharaan dipengaruhi oleh banyak hal. Dan jejak kortisol yang ditemukan dalam rambut keduanya tak selalu mencerminkan kadar stres. Hal itu juga terkadang menunjukkan hal positif seperti kesiapan hewan peliharaan untuk sesi jalan-jalan bersama sang majikan.
Roth serta timnya berencana untuk meneliti jenis anjing lainnya dan melihat keterkaitan dengan majikan mereka.