Liputan6.com, Jakarta Kanker usus besar yang diderita beberapa tokoh seperti mantan Jenderal TNI (Purn) George Toisutta dan istri presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie, Ainun Habibie, saat ini tidak lagi pandang usia. Berbagai faktor bisa menjadi penyebabnya.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa dalam praktiknya, kanker usus besar umum ditemukan. Beberapa kasus baru bahkan dialami pasien yang berusia lebih muda.
Baca Juga
"Gaya hidup menjadi salah satu penyebab kenapa kanker usus besar tetap bertahan sebagai penyebab utama kematian dan angka kejadian terus meningkat di tengah masyarakat," kata Ari dalam pernyataannya seperti diterima Health Liputan6.com pada Kamis (13/6/2019).
Advertisement
Ari mengungkapkan, ada beberapa faktor risiko timbulnya kanker usus besar di masyarakat saat ini. Berikut pemaparannya:
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
1. Konsumsi Tinggi Daging Merah dan Olahan
Pola makan tinggi daging merah, daging olahan, serta kurangnya konsumsi sayur dan buah bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar. Berbagai penelitian di Indonesia telah menegaskan temuan ini.
"Anjuran untuk mengontrol berat badan dengan konsumsi daging merah yang berlebihan dan tidak konsumsi buah karena mengandung karbohidrat merupakan anjuran yang menyesatkan," kata pria yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Advertisement
2. Rokok
Ari menemukan beberapa kasus kanker usus besar malah dialami bukan pada perokok. Namun, orang-orang terdekat dan sekitarnya atau perokok pasif malah menjadi pasien.
Menurutnya, Indonesia masih belum benar-benar bebas dari rokok dan masih menjadi surga bagi para perokok. Hal ini karena mereka bebas melakukannya di berbagai tempat. Dibandingkan kota-kota lain di negara maju, jelas kita tertinggal.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor risiko yang harus diantisipasi karena sulit untuk dikendalikan.
Beberapa bisa dilihat dari adanya riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat penyakit radang usus kronis sebelumnya, atau riwayat penyakit kencing manis atau diabetes melitus.
Advertisement
4. Faktor Lain
Ari mengungkapkan ada beberapa faktor risiko lain yang terkait gaya hidup dan bisa diubah. Beberapa misalnya kegemukan, kurang bergerak, serta konsumsi alkohol.
"Ada bebeberapa faktor risiko yang tidak bisa diubah adalah umur. Umur di atas 50 tahun menjadi batasan umur untuk memulai skrining," ujar Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo ini.