Liputan6.com, Polman: Fika, bocah kelas satu SD warga Desa Silopo, Kecamatan Binuang, terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, sesekali meringis menahan rasa sakit. Fika menderita pembengkakan limpa yang menyebabkan perutnya terus membesar. Namun, kemiskinan, lagi-lagi membuatnya tak bisa mendapatkan pengobatan semestinya.
Bocah yang masih berusia 6 tahun itu telah kehilangan masa ceria kanak-kanaknya. Fika sebenarnya tergolong anak berprestasi, dan meraih predikat rangking II di sekolahnya. Namun karena kondisi perutnya yang semakin membesar dan sulit bergerak, sudah tiga bulan ini Fika terpaksa tak bisa bersekolah, dan harus dirawat.
Pembengkakan limpa itu bermula, ketika setahun lalu, bocah bungsu dari 3 bersaudara ini menderita demam tinggi disertai batuk-batuk cukup lama. Fika lalu mengeluh sakit di bagian perutnya.
Beberapa bulan kemudian perut Fika tampak membesar dan tidak normal seperti anak-anak seusianya. Ria, orang tua sang bocah pun makin cemas lantaran perut anaknya terus membesar dan mengeras seperti batu.
Namun, Ria dan suaminya yang hanya bekerja sebagai penggarap kebun milik orang lain di desanya, mengaku tak sanggup mengupayakan biaya perawatan, apalagi operasi anaknya. Modal Jamkesda yang ia gunakan untuk merawat anaknya di rumah sakit di Polewali, kemungkinan besar akan ditolak oleh rumah sakit di Makassar.
Selasa kemarin (8/5), atas prakarsa sejumlah lembaga peduli anak dan kesehatan, Fika dibawa ke rumah sakit Polewali untuk mendapatkan perawatan. Namun karena alasan dokter ahli terbatas dan fasilitas operasi tak ada, hingga kini fika masih terbaring di rumah sakit, tanpa kejelasan. (mla)
Â
Bocah yang masih berusia 6 tahun itu telah kehilangan masa ceria kanak-kanaknya. Fika sebenarnya tergolong anak berprestasi, dan meraih predikat rangking II di sekolahnya. Namun karena kondisi perutnya yang semakin membesar dan sulit bergerak, sudah tiga bulan ini Fika terpaksa tak bisa bersekolah, dan harus dirawat.
Pembengkakan limpa itu bermula, ketika setahun lalu, bocah bungsu dari 3 bersaudara ini menderita demam tinggi disertai batuk-batuk cukup lama. Fika lalu mengeluh sakit di bagian perutnya.
Beberapa bulan kemudian perut Fika tampak membesar dan tidak normal seperti anak-anak seusianya. Ria, orang tua sang bocah pun makin cemas lantaran perut anaknya terus membesar dan mengeras seperti batu.
Namun, Ria dan suaminya yang hanya bekerja sebagai penggarap kebun milik orang lain di desanya, mengaku tak sanggup mengupayakan biaya perawatan, apalagi operasi anaknya. Modal Jamkesda yang ia gunakan untuk merawat anaknya di rumah sakit di Polewali, kemungkinan besar akan ditolak oleh rumah sakit di Makassar.
Selasa kemarin (8/5), atas prakarsa sejumlah lembaga peduli anak dan kesehatan, Fika dibawa ke rumah sakit Polewali untuk mendapatkan perawatan. Namun karena alasan dokter ahli terbatas dan fasilitas operasi tak ada, hingga kini fika masih terbaring di rumah sakit, tanpa kejelasan. (mla)
Â